Pemerintah Inggris diminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melepas kepemilikan sahamnya di Royal Bank of Scotland (RBS) dan Lloyds setelah menalangi mereka saat krisis keuangan.
Hari ini, Rabu (22/05), IMF akan merilis laporan mengenai kondisi ekonomi Inggris. IMF akan mendesak menteri keuangan George Osborne untuk melepas 81% saham pemerintah di RBS dan 39% saham di Lloyds, meskipun ada potensi kerugian bagi pembayar pajak.
“Laporan ini menyusul pertemuan selama seminggu dengan departemen keuangan dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), serta diperkirakan menyimpulkan bahwa prospek suram ekonomi Inggris menuntut kepemilikan saham tersebut dilepas,” sebut situs internet The Times.
Selain itu, IMF juga akan mendesak Osborne untuk mengurangi laju penghematannya, meskipun pada minggu lalu menteri berjanji untuk tetap dengan tindakan pemangkasan defisitnya.
Sebelumnya, RBS diselamatkan di tengah krisis keuangan 2008 dengan uang pembayar pajak sebesar 45,5 miliar pound (US$68,9 miliar /53,4 miliar euro). Ini merupakan dana talangan perbankan terbesar di dunia.
RBS awal bulan ini mengatakan bahwa pihaknya berencana kembali ke sektor swasta tahun depan setelah program restrukturisasi besar-besaran.
Saat ini, saham RBS diperdagangkan pada sekitar 3 pound, lebih rendah dibandingkan dengan 5 pound yang harus dibayar pemerintah Inggris waktu dulu. Penjualan pada harga ini akan membuat kerugian sekitar 20 miliar pound. Sedangkan, saham Lloyds pekan lalu naik di atas ambang batas 61 pence yang pemerintah tetapkan sebagai tingkat impasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved