Pemerintah Suriah menerima usul Rusia untuk menempatkan senjata kimianya di bawah pengawasan internasional untuk kemudian memusnahkannya. Usulan tersebut sebagai cara mengatasi ancaman serangan senjata kimia di negara yang sedang dilanda perang saudara itu. Juga untuk menghindari kemungkinan serangan militer Amerika Serikat.
“Perundingan-perundingan hari Senin dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membuahkan hasil,” kata Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Mualem mengutip Media Rusia.
Mualem mengatakan kepada Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia bahwa Suriah setuju atas usul Rusia untuk menempatkan senjata kimianya di bawah pengawasan internasional, guna mencegah kemungkinan serangan militer Amerika.
Sergei Lavrov mengatakan, usul itu tidak sepenuhnya merupakan inisiatif Rusia. Namun rencana itu berasal dari kontak-kontak yang dilakukan dengan mitranya di Amerika Serikat dan dari pernyataan yang disampaikan Menteri Luar Negeri John Kerry hari Senin kemarin.
Kerry mengatakan, Presiden Suriah Bashar Al Assad bisa mencegah serangan militer ke Suriah jika ia menempatkan setiap bentuk senjata kimia yang dimilikinya dibawah pengawasan masyarakat internasional dalam waktu satu minggu.
“Rusia siap merumuskan rincian usul itu bersama organisasi-organisasi internasional. Rusia akan membahas rencana ini bersama Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia – Organization for the Prohibition of Chemical Weapons – sebuah organisasi antar-pemerintah yang bermarkas di Den Haag,” kata Lavrov.
Sementara, Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan, Perancis akan mengusulkan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan memaksa Suriah mengungkap seluruh program senjata kimianya, selain menempatkan senjata kimia tersebut dibawah pengawasan masyarakat internasional untuk dimusnahkan.
“Resolusi itu akan mencakup kutukan terhadap serangan senjata kimia di Suriah tanggal 21 Agustus lalu dan desakan agar orang-orang yang bertanggung-jawab atas serangan itu dihukum di Mahkamah Kejahatan Internasional,” kata Fabius.
Sehari setelah menunda pemungutan suara Senat untuk memberi otorisasi penggunaan kekerasan terhadap Suriah, pemimpin mayoritas Senat Harry Reid mengatakan ancaman tindakan militer harus tetap dipertahankan, meskipun upaya-upaya diplomatik terus diupayakan.
“Sangat penting untuk memahami bahwa satu-satunya alasan mengapa Rusia mengupayakan alternatif selain tindakan militer adalah karena Presiden Obama menegaskan bahwa Amerika akan bertindak jika memang harus melakukannya. Ancaman penggunaan kekuatan yang kredibel ini memungkinkan perundingan diplomatik dengan Suriah,” kata Reid.
Negara-negara Barat menuduh pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan senjata kimia, namun sekutu dekat Suriah, Rusia, menuduh pemberontak Suriah berada di balik serangan tersebut.
Hingga saat ini, Dewan Keamanan PBB belum mampu mencapai kata sepakat untuk menjatuhkan sanksi bagi Suriah. Rusia dan China menggunakan hak veto mereka untuk memblokir rancangan resolusi terhadap pemerintahan Bashar al-Assad.
© Copyright 2024, All Rights Reserved