Mabes Polri mengungkapkan fakta soal kinerja kepolisian dan banyaknya aksi polisi bunuh diri. Hasil penelitian menyebutkan 80 persen anggota polisi lalu lintas dan reserse mengalami stres karena beban tugas.
"Tugas di kepolisian salah satu yang mengundang stres, ini memang salah satunya. Sudah beban tugas berat, ada lagi masalah pribadi,” kata Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Mabes Polri, Senin (02/11).
Menurut Anton, untuk mengantisipasi itu, Polri mewajibkan kepada calon polisi mengikuti psikotes. Lalu di internal, Divisi Profesi dan Pengamanan serta dinas psikologi juga mengecek kinerja tiap personel.
Anton mengimbau kepada pimpinan kepolisian agar memperhatikan bawahannya agar mengetahui secara dekat kondisi mereka."Jangan hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Masyarakat saja dilayani, masa anak buah sendiri tidak?” kata Anton.
Selain itu, kata Anton, belajar dari peristiwa yang terjadi, Polri akan memperketat penggunaan senjata bagi anggota. Anggota Polri yang boleh memegang senjata akan disesuaikan dengan pangkat dan tugasnya.
"Misalnya, lihat pangkat, beban tugas, kemudian harus berkelakukan baik. Namun, dengan saringan yang begitu ketat juga masih bisa kecolongan,” ujar Anton.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mendesak Polri menerjunkan tim psikolog untuk mengetahui kondisi kejiwaan para polisi.
Sejumlah kasus bunuh diri menunjukan adanya kaitan dengan persoalan pribadi dan psikologi seseorang.
Belum lama ini Kanit Lantas Polsek Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Iptu Budi Riyono, bunuh diri di rumah teman wanitanya berinisial H di Perumahan, Griya Kenangan, Cipondoh, 31 Oktober 2015.
© Copyright 2024, All Rights Reserved