Hari ini, Senin (03/02), dimulai eksplorasi sumur geothermal atau panas bumi Rantau Dedap di Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan. Eksplorasi ini merupakan langkah awal pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap yang berkapasitas 2x110 megawatt (MW). PLTP tersebut dikembangkan oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap (PT SERD).
Acara peresmian dihadiri Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana, Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji, Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar, dan sejumlah pejabat lain.
"Senin besok kami akan mulai melakukan pengeboran sumur panas bumi di Rantau Dedap," kata Vice President General Services PT SERD Radikal Utama dalam temu media di Muaraenim, Minggu (02/02).
PLTP Rantau Dedap masuk dalam daftar proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap kedua. Hal itu sesuai Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang penugasan pada PLN untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan, batu bara, dan gas.
PT SERD merupakan perusahaan hasil kerja sama PT Supreme Energy (Indonesia), GDF Suez Energy International (Prancis), dan Marubeni Corporation (Jepang). Selain di Rantau Dedap, PT Supreme Energy juga memiliki konsesi pengembangan panas bumi di Muara Laboh di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dan Rajabasa di Lampung Selatan.
“PLTP Rantau Dedap akan memiliki kapasitas sebesar 2 x 110 MW. Nilai investasi yang dikeluarkan PT SERD sekitar US$700 juta-US$800 juta Kami berharap proyek itu mendapat dukungan karena pengembangan PLTP ini bakal meningkatkan eksplorasi panas bumi di Indonesia yang saat ini masih kecil," pungkas Radikal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved