Ancaman Barat akan menghukum Suriah untuk dugaan serangan senjata kimia meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak mentah Timur Tengah. Kabar ini mendorong harga minyak mentah dunia melonjak ke tingkat tertinggi dalam 18 bulan pada Selasa (27/08) waktu setempat, atau Rabu pagi WIB.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Oktober melompat US$3,09 mencapai US$109,01 per barrel. Posisi ini terakhir terlihat pada Februari 2012.
Sementara di London, minyak mentah Brent North Sea mencapai harga tertinggi dalam 6 bulan terakhir yakni ditutup pada US$114,36 per barrel atau naik US$3,63 dari Senin.
Selain itu, analis dari Citi Futures, Timothy Evans, mengungkapkan, penutupan fasilitas produksi minyak di Libya oleh para demonstran juga memperketat pasokan minyak. "Produksi minyak mentah Libya mungkin telah turun di bawah 200.000 barrel per hari setelah penutupan ladang minyak Elephant pada Senin," kata Evans mengutip wawancara yang diberikan oleh Kepala National Oil Co, Nuri Berruien.
Namun beberapa analis mengatakan, ada banyak pasokan di pasar untuk meredam harga, baik dari Amerika Utara maupun dari Arab Saudi.
Analis dari Eurasia Group, Greg Priddy mengatakan, Libya dan Irak pada saat ini keduanya akan terus menimbulkan masalah dengan tingkat produksi mereka, tetapi volume agregat yang hilang masih mungkin dapat dikelola.
"Volume dari gangguan aktual di Libya dan Irak tetap tidak mencukupi untuk mengimbangi kecenderungan lebih banyaknya persediaan karena melonjaknya produksi di Amerika Utara," kata Priddy.
© Copyright 2024, All Rights Reserved