Rabu (12/05) ini bukan hari libur resmi. Tetapi, sejumlah sekolah di Kota Serang, Banten, terpaksa diliburkan. Pasalnya, guru-guru mereka sedang ke Jakarta. Para pengajar itu bergabung dengan ribuan guru lainnya yang berdemo memprotes penghapusan Ditjen PMPTK.
"Kemarin (Selasa) ibu guru nyuruh belajar di rumah saja besok, karena semua guru akan berangkat demo ke Jakarta," kata Muhammad Farhan, siswa kelas IV SDN Unyur Kota Serang.
Sejumlah sekolah di Serang yang meliburkan murid-muridnya itu, mulai dari SD, sampai SMA dan SMK. Selain SDN Unyur, juga SDN Kebaharan I, SDN 9 Kota Serang, dan lain sebagainya.
Alasan meliburkan para siswa cukup beragam. Tak semua guru berterus-terang menyatakan akan berdemo ke Ibu Kota. Sebagian mengaku hanya akan menghadiri rapat penting dengan rekan-rekan guru di Jakarta. Tetapi, ada juga yang mengatakan akan berdemo.
Ibnu Faisal, murid SDN 9 Kota Serang mengungkapkan, hari ini guru-gurunya ada keperluan rapat penting di Jakarta, sehingga tak bisa mengajar. Karena itu, ia dan rekannya diminta oleh gurunya untuk belajar sendiri di rumah.
Cukup perwakilan
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Banten Mahmud Marua mengaku tak mengetahui persis jumlah keseluruhan sekolah di wilayahnya, yang diliburkan itu. Soalnya, pihak sekolah dan para guru tidak memberitahukan kepada pihak terkait, termasuk dinas pendidikan setempat, soal unjuk rasa tersebut.
Mahmud menyesalkan peliburan itu. Menurut dia, seharusnya pihak sekolah tetap menyelenggarakan proses belajar mengajar seperti biasa, karena memang Rabu ini, termasuk hari kerja. Untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa itu, bisa diwakilkan kepada beberapa guru dari masing-masing sekolah.
"Jadi, tidak perlu sampai meliburkan siswa, karena kalender pendidikan tetap jalan. Tidak ada jadwal libur sekolah," tegasnya.
Pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banten, yang memfasilitasi aksi protes itu, mencatat sedikitnya ada 7.500 guru yang berpartisipasi dalam acara tersebut di Jakarta. Sekretaris Umum PGRI Banten Suherman mengatakan, para guru yang ke Jakarta itu, berasal dari wilayah Banten bagian barat, meliputi Kabupaten, dan Kota Serang, Pandeglang, Lebak dan Kota Cilegon.
"Ini aksi ke dua kali dilakukan PGRI Banten. Pada, Selasa, 11 Mei 2010, sekitar 15 ribu guru dari wilayah Tangerang melakukan aksi yang sama ke Jakarta," kata Suherman.
Tema yang diusung para guru dalam unjuk rasanya itu, utamanya penolakan keras terhadap penghapusan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK). Penghapusan dilakukan berdasarkan Perpres No 24 tahun 2010. Peraturan Presiden ini tentang kedudukan, tugas dan fungsi kementerian negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon satu kementerian negara direvisi. Terutama dalam bagian ke-16, Kementerian Pendidikan Nasional pasal 346.
"Penghilangan Ditjen PMPTK upaya memarginalkan guru dan tenaga kependidikan secara sistemik," kata Suherman.
Para guru lewat demo untuk menjaga mutu pendidikan itu, menuntut adanya wadah lain, jika Ditjen PMPTK, Kementerian Diknas, memang dihapus. Wadah baru, yang disebut Badan Guru itulah nanti, yang secara otonom menangani masalah itu.
Demo di DPR
Ribuan guru dari wilayah Banten itu bergabung dengan ribuan guru lainnya, dari wilayah Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya. Mereka beraksi di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, selain di kantor Kementerian Pendidikan Nasional.
Para guru tersebut berseragam batik PGRI, sambil mengenakan ikat kepala hitam bertuliskan perwakilan daerah masing-masing. Sebagai pelengkap, mereka mengusung spanduk besar berwarna merah bertuliskan 'Tolak Penghapusan Ditjen PMPTK'.
PGRI menilai penghapusan Ditjen PMPTK sama saja mengabaikan mutu pendidikan. Karena itu, para guru bertekad kuat menolak keras penghapusan lembaga tersebut. Para pengunjuk rasa mengacung-acungkan beberapa spanduk lainnya: "Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan tidak ingin dipecah-pecah".
Di DPR, beberapa guru mewakili rekan-rekannya ditemui Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di ruang kerjanya.
Akibat demo yang berlangsung mulai Rabu pagi tersebut, arus lalu lintas dari Semanggi menuju Slipi tersendat. Aksi unjuk rasa di Kementerian Diknas, Jalan Jenderal Soedirman juga tak urung membuat kemacetan dari arah Blok M menuju Bundaran HI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved