Microsoft memberikan akses kepada Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) untuk melakukan penyadapan pada Skype dan SkyDrive. Sebuah dokumen mengungkapkan, bagaimana Microsoft bekerja sama dengan NSA untuk membaca pesan dari pemakai, termasuk membantu badan intelijen itu membuka kode rahasia Microsoft.
Demikian laporan Guardian Australia, Jumat (12/07), dari dokumen rahasia yang diperoleh dari Edward Snowden. Pembocor rahasia intelijen AS itu mengungkapkan, tingkat kerja sama antara Microsoft dengan badan intelijen Amerika dalam 3 tahun terakhir.
Dokumen tersebut menunjukkan, Microsoft membantu NSA untuk membaca percakapan di portal baru Outlook.com dengan memberikan kode rahasia perusahaan. NSA mempunyai akses pada Outlook.com termasuk Hotmail sebelum pesan-pesan itu ditulis dalam bentuk kode (encrypted).
Tahun ini, Microsoft bekerja sama dengan FBI agar NSA mendapat akses yang lebih mudah melalui ke gudang data SkyDrive yang mempunyai 250 juta pemakai di dunia. Microsoft juga bekerja sama dengan FBI agar badan intelijen ini "mengerti" isu-isu yang potensial di Outlook.com yang memperbolehkan pemakai menggunakan alias untuk e-mail mereka.
Juli tahun lalu, NSA mengumumkan telah mampu meningkatkan jumlah video yang dapat mereka akses melalui Skype sebanyak 3 kali lipat melalui program Prism. Bahan-bahan yang diperoleh dari program Prism diakses secara rutin oleh FBI dan CIA. Salah satu dokumen NSA disebut punya nama “tim sport”.
Dokumen Snowden yang diberitakan Guardian ini juga mengungkapkan adanya ketegangan antara Silicon Valley dan pemerintah Obama. Perusahaan-perusahaan teknologi ternama melobi pemerintah agar mereka diperbolehkan untuk mengungkapkan tingkat kedalaman kerja sama mereka dengan NSA untuk mengatasi kekhawatiran pelanggan dalam soal privasi.
Para pemimpin perusahaan berusaha untuk tidak mengklaim bahwa mereka telah berkolaborasi dan bekerja sama dengan badan-badan intelijen seperti disebutkan dalam dokumen NSA dengan argumen, proses tersebut dilakukan sesuai dengan tuntutan hukum.
Dalam sebuah pernyataan, Microsoft mengatakan, "Bila kami meningkatkan kemampuan (upgrade) dan memperbarui produk-prudok kami, kami tidak terbebas dari keharusan menaati hukum yang berlaku, baik kini maupun hari ke depan."
Microsoft menekankan kembali argumennya bahwa mereka memberikan data-data pelanggan "hanya sebagai respons terhadap permintaan pemerintah, dan kami hanya melayani permintaan atas alamat atau identitas khusus".
© Copyright 2024, All Rights Reserved