Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan kepada negara dan lembaga asing menghormati hasil referendum konstitusi Turki pada Minggu (16/04). Erdogan mengatakan, hasil referendum yang menunjukkan pemilih "Ya" 1,3 juta lebih banyak dari pemilih "Tidak" itu sebagai keputusan bersejarah.
"April 16 adalah kemenangan bagi semua, baik yang mengatakan ya atau tidak, bagi seluruh 80 juta warga Turki. Kami ingin negara-negara dan lembaga-lembaga lain untuk menunjukkan rasa hormat kepada keputusan bangsa," kata Erdogan.
Erdogan mengucapkan terima kasih kepada warga Turki. Menurut kantor berita milik pemerintah Anadolu tingkat partisipasi penduduk dalam referendum konstitusi ini sangat tinggi yaitu mencapai 85 persen.
Seperti yang dilansir Sky News, Senin (17/04), kantor berita negara Anadolu melaporkan bahwa berdasarkan perhitungan cepat pada lebih dari 99 persen suara yang telah masuk, 51,3 persen di antaranya mendukung perubahan konstitusi.
Sebanyak 55 juta warga Turki mengikuti referendum pada Minggu (16/04). Sekitar 2,9 juta warga Turki di luar negeri sudah melakukan pencoblosan antara 27 Maret-9 April 2017. Referendum konstitusi ini untuk melakukan perubahan terhadap 18 butir perubahan kontitusi yang telah disepakati parlemen negara itu pada Januari 2017 lalu.
Perubahan sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial itu akan memberikan Erdogan kekuasaan yang lebih luas.
Erdogan akan memiliki kewenangan memilih langsung menteri kabinet, memilih hakim, bahkan membubarkan parlemen yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
Hasil referendum ini juga berpotensi besar memperpanjang masa kekuasaan Erdogan hingga 2029. Karier politik bekas wali kota Istanbul itu berkembang ketika mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada 14 Agustus 2001.
Setahun kemudian, Erdogan terpilih menjadi anggota parlemen namun dibatalkan pengadilan. Kepemimpinan Erdogan semakin populer di kalangan warga Turki. Pada 15 Maret 2003, Erdogan terpilih sebagai Perdana Menteri Turki hingga 2014. Berkat kepopulerannya, Erdogan kembali terpilih menjadi Presiden Turki dalam pemilu pada 10 Agustus 2014.
© Copyright 2024, All Rights Reserved