Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pemerintah akan melakukan restrukturisasi terhadap militer pasca upaya kudeta yang gagal. Restrukturisasi ini berdasarkan kekurangan signifikan dan kegagalan dalam pengumpulan informasi intelijen mereka mengenai upaya kudeta 15 Juli lalu.
“Militer akan mendapat darah baru," ujar Erdogan dalam wawancara dengan televisi di Ankara, pada Kamis (21/07).
Presiden Erdogan mengatakan, ia tak bisa menghubungi kepala lembaga intelijen dan kepala staf jenderal pada malam 15 Juli, saat kudeta terjadi. "Saya hampir tidak melakukan kontak dengan perdana menteri," katanya.
Militer mesti mengambil pelajaran serius dari kejadian ini. “Upaya kudeta baru mungkin terjadi tapi tidak mudah. Kami lebih berhati-hati sekarang," ujar Erdogan.
Terkait kudeta yang gagal itu, sebanyak 10.400 orang ditahan, 4.060 di antara mereka ditangkap menurut data dari Presiden Erdogan. Sekitar 100 orang yang ditahan berpangkat jenderal.
Erdogan mengatakan mereka akan memperpanjang keadaan darurat selama 3 bulan jika diperlukan. Pemerintah telah memutuskan menyatakan keadaan darurat tiga-bulan pada Rabu (20/07), yang disetujui oleh parlemen pada Kamis.
Upaya kudeta gagal yang meletus pada Jumat malam berhasil ditumpas pada hari berikutnya. Menurut pihak berwenang di Turki kejadian itu menewaskan sedikitnya 290 orang, termasuk lebih dari 100 orang perencana kudeta.
Pemerintah Turki menyatakan upaya kudeta gagal tersebut dilakukan oleh pengikut tokoh agama yang tinggal di Amerika Serikat, Fethullah Gulen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved