Negara-negara asing menaruh rasa percaya dan memberikan dorongan bagi Indonesia untuk mengungkap sampai tuntas pengeboman Hotel JW Marriott di Jakarta. Karena itu tidak semua negara akan menerapkan travel warning ke RI.
"Mereka punya keyakinan tinggi bahwa RI mampu menangani masalah ini sampai tuntas, sama seperti penyelidikan bom Bali," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Marty Natalegawa, Rabu (6/8).
Sejak kemarin, selepas bom Marriott, pihak Deplu terus menerima ungkapan keprihatinan, kepedulian dan dorongan negara-negara asing kepada Indonesia.
Indonesia yakin negara-negara ASEAN tidak akan menerapkan larangan bepergian ke RI sehubungan dengan peristiwa ledakan bom di Marriott, kemarin.
"ASEAN dan dunia internasional malah memberi dukungan dan simpati pada RI dan mengutuk keras tindakan teroris tersebut," katanya dalam konferensi pers yang sedianya disampaikan oleh Menlu Hassan Wirajuda. Tapi Menlu menghadiri rapat Polkam mendadak.
Marty mengatakan, selama ini ASEAN telah menunjukkan sikap toleran yang sangat tinggi dalam kaitan dengan kasus bom. Mereka menilai tindakan teror tidak ditanggapi dengan sikap seolah-olah membenarkan atau tunduk pada ulah para teroris.
"ASEAN telah menunjukkan solidaritas yang tinggi dan kami yakin tak ada travel warning untuk RI," kata Marty.
Ia lebih jauh menjelaskan, sejak bom Marriott, banyak dukungan dan ungkapan turut berduka cita dari negara-negara lain, seperti Sekjen PBB, AS, Australia, Kanada, Malaysia, Filipina, dan Selandia Baru.
Deplu merasa tersentuh atas ungkapan duka cita dan kepedulian tersebut. "Kita terdorong dengan dukungan mereka untuk terus mengungkap siapa pelaku pengeboman," tegasnya.
Sejauh ini Deplu bersikap proaktif melakukan pendekatan dan komunikasi dengan perwakilan asing di Jakarta untuk menjelaskan letak permasalahan yang sesungguhnya. "Langkah ini kami ambil untuk menunjukkan bahwa kita siap menerima berbagai pertanyaan dan keresahan mereka," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved