Artikel opini Presiden Rusia, Vladimir Putin, di harian berpengaruh The New York Times, beberapa hari lalu membuat gusar pejabat kantor Presiden Amerika Serikat. Sebab dalam artikel itu, Putin seperti mengkuliahi AS agar tidak sembrono menyerang Suriah soal kepemilikan senjata kimia. Putin mengingatkan AS bahwa masalah Suriah masih bisa diselesaikan secara diplomatik.
Opini Putin tersebut berjudul "A Plea for Caution from Russia" (Permintaan untuk Berhati-hati dari Rusia), dan dimuat The New York Times pada edisi 11 September 2013.
Dalam tulisannya, mantan agen intelijen KGB itu mengkampanyekan proposal Rusia soal perlunya pengawasan senjata kimia Suriah di bawah kendali internasional.
Putin mengingatkan AS agar jangan gegabah menghukum rezim Bashar al-Assad dengan menyerang negaranya. Karena pada akhirnya bisa mengacaukan stabilitas dan tatanan dunia yang selama ini juga diperjuangkan Amerika.
Artikel Putin itu mendapat sambutan positif dari masyarakat internasional, bahkan dari publik dan media massa AS. Bahkan kalangan media massa menilai bahwa dari artikel tersebut, Putin mengkuliahi AS mengenai bahayanya menggunakan kekerasan dalam mengatasi ketegangan dunia.
Namun, kantor presiden AS di Gedung Putih tidak terkesan sama sekali dengan tulisan Putin.
Justru sebaliknya, Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menganggap opini itu sebagai sebuah ironi. Menurut Jay, Putin menulis opini di AS, yang menjamin kebebasan berpendapat, sementara di negaranya kebebasan itu dibungkam.
"Ironis sekali adaya artikel opini dalam media yang berada di negara yang punya tradisi menjamin kebebasan berekspresi. Tradisi itu tidak ada di Rusia. Kebebasan berekspresi di Rusia belakangan ini tengah merosot," kata Carney dalam jumpa pers Kamis waktu Washington DC, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Dalam opininya, Putin menggambarkan diri sebagai pendukung perdamaian. Putin mengritik Presiden AS, Barack Obama, yang mengancam serangan militer atas Suriah.
Namun Carney menepis pertanyaan wartawan apakah Obama tersinggung atas artikel Putin itu. Sebaliknya, Carney malah menyinggung buruknya penegakan Hak Asasi Manusia di Rusia. "Tidak seperti Rusia, Amerika Serikat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan HAM di negeri sendiri dan di penjuru dunia," ujar Carney.
Malah menurut Carney dengan artikel itu, Putin mempertaruhkan kredibilitasnya sebagai negarawan saat berisiko menyelesaikan isu senjata kimia Suriah dengan jalan diplomasi.
Sebab Rusia merintis perundingan damai dengan AS soal mengatasi masalah di Suriah. Perundingan sudah dimulai di Jenewa, Swiss, Kamis kemarin dan masih berlanjut.
“Bila perundingan itu sukses, Rusia dan AS harus sama-sama dipuji. Namun, AS sendiri masih skeptis dengan usulan Rusia dan masih mengancam Assad dengan aksi militer sebagai hukuman atas serangan senjata kimia atas rakyat sendiri di pinggir Ibukota Damaskus pada 21 Agustus lalu,” ujar Carney.
© Copyright 2024, All Rights Reserved