Sejumlah elemen mahasiswa dan kelompok masyarakat diberbagai daerahberdemontrasi memperingati sembilan tahun lengsernya Soeharto, mantan penguasa Orde Baru diadili. Bahkan, demontrasi yang berlansung di Istana Negara sempat diwarnai keributan.
Sekitar 20-an Anggota Forkot, Front Nasional, KGJ dan STTJ terlibat bentrok dengan 100-an aparat keamanan di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, sekitar pukul 13.47 WIB, Senin (21/5). Mereka terlibat adu jotos dan aksi dorong-dorongan setelah aparat melarang mereka berjalan di ruas jalan depan istana yang dilarang dilalui.
Sebelum terlibat adu jotos, aparat dan para pendemo sempat terlibat adu mulut. "Kalian tidak boleh lewat sini!" halau petugas.
Namun para pendemo tetap merangsek ke jalur tersebut sehingga terjadi bentrokan. Aksi dorong-dorongan dan adu jotos ini membuat arus lalu lintas di jalan itu macet hingga 500 meter.
Sementara itu, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Denpasar, Senin (21/5), unjuk rasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Bali. Mereka menuntut mantan Presiden Soeharto segera diadili dalam kasus korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Aksi dimulai di kampus Universitas Udayana di Jalan Sudirman. Mahasiswa berjalan kaki ke gedung kejaksaan yang berjarak sekitar 3 kilometer sambil meneriakkan yel-yel dan membagi selebaran.
Dalam poster yang diarak antara lain bertuliskan “Kenapa Hukum Tidak Menyentuh Soeharto”, “Soeharto Sakit tapi Bisa Ikut Kawinan Cucunya”, “Reformasi Belum Selesai, Koruptor Belum Diadili.”
Menurut Fahruddin, koordinator aksi, mahasiswa diharap pemerintahan yang berkuasa saat ini tidak takut mengungkap kasus Soeharto. “Sudah 9 tahun Soeharto jatuh tapi tidak ada perubahan apa-apa di negeri ini,“ ujarnya.
Unjuk rasa sempat tegang karena aparat kejaksaan menolak menemui mahasiswa.
Unjuk rasa dalam rangka memperingati 9 tahun tumbangnya rezim Orde Baru juga disejumlah kota seperti Jakarta dan Yogyakarta. Tuntutan mahasiswa relatif sama, meminta Soeharto diadili.
© Copyright 2024, All Rights Reserved