Unjuk rasa ribuan orang yang turun ke jalan-jalan kota Baltimore memprotes kematian seorang pria kulit hitam di tahanan polisi berakhir ricuh. Demontrasi pada Sabtu (25/06) waktu setempat itu berubah menjadi kericuh anketika sejumlah pengunjuk rasa melempar benda-benda ke arah polisi.
Walikota Stephanie Rawling-Blake mengatakan bahwa sebagian besar peserta unjuk rasa bersikap damai tetapi ada sejumlah provokator yang mengganggu aksi itu.
"Setelah aksi unjuk rasa damai yang berjalan selama satu minggu saya sangat kecewa melihat kekerasan terjadi di kota kita malam ini,” ujar Rawlings dalam jumpa pers.
Aksi unjuk rasa ini dimulai dengan damai, dan setidaknya 2.000 pengunjuk rasa bergerak ke Balai Kota dalam demonstrasi terbesar sejak Freddie Gray tewas, 6 hari lalu.
Gray yang berusia 25 tahun tewas seminggu setelah ditangkap oleh polisi. Polisi mengatakan meskipun aksi demonstrasi di Baltimore berjalan damai, terjadi kekerasan di sejumlah wilayah dan 12 orang telah ditahan.
Fredericka Gray, saudara kembar Freddie, ikut dalam acara jumpa pers bersama walikota dan meminta warga tenang. “Tolong, tolong hentikan kekerasan, Freddie Gray tidak menginginkan ini terjadi,” ujarnya.
Stasiun televisi WBAL memperlihatkan rekaman gambar para pengunjuk rasa melempar pagar pembatas dari logam ke arah polisi, sementara stasiun televisi WJZ memperlihatkan video seorang remaja melempar kotak metal yang terbakar ke arah polisi yang mengenakan pakaian anti huru-hara.
Sementara itu, para pengujuk rasa lain melompat ke arah mobil polisi dan memecahkan kaca jendela.
Anggota Kongres Elijah Cummings yang mewakili daerah pemilihan bermayoritas warga kulit hitam di Baltimore mengatakan bahwa kekerasan bisa mengalihkan himbauan keadilan dalam kasus kematian Gray.
“Setiap hal kecil bisa membuat situasi tidak terkendali dan kita tidak bisa membiarkan hal itu, kita lebih tahu dari ini semua,” ujar Cummings.
© Copyright 2024, All Rights Reserved