Budayawan KH Mustofa Bisri menilai sebaiknya Nurcholish Madjid tidak melanjutkan langkahnya mengikuti konvensi calon presiden Partai Golkar. Jika tetap ikut serta, dikhawatirkan Cak Nur hanya akan menjadi petugas kampanye untuk mengembalikan citra partai bertanda gambar pohon beringin tersebut.
"Itu hak dia mau maju atau tidak. Namun kalau maju, dia cuma buat kampanye Golkar. Sebab kalau dilawankan Akbar, dia pasti kalah. Cak Nur sebaiknya tidak usah jadi presiden, orang terlalu baik begitu," kata Gus Mus, panggilan akrabnya, di Jakarta kemarin (23/7).
Menurut Gus Mus, seandainya memang terpilih menjadi presiden, Cak Nur akan mendapat tantangan berat. Misalnya, ia harus membersihkan orang-orang Golkar yang terlibat kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) yang kental di tubuh partai itu. Situasi semacam ini dinilai malah akan membuat Cak Nur kerepotan sendiri.
"Dia memang berkomitmen untuk membersihkan aparat. Namun kalau aparatnya orang-orang Golkar kan malah repot kabeh ," ujar adik wakil ketua MPR KH Cholil Bisri ini.
Kiai yang juga penyair ini menambahkan, jika rektor Universitas Paramadina Mulya itu ingin menjadi presiden, sebaiknya membuat partai sendiri yang terdiri atas orang-orang yang lurus.
"Cak Nur kenapa nggak bikin partai saja. Kalau memang mau mencalonkan diri menjadi presiden, sebaiknya dia dapat dukungan orang yang waras-waras, bukan dari partai lain," tutur Gus Mus tanpa memperinci lebih jauh.
Saat ditanya partai apa yang cocok bagi Cak Nur untuk menjadi presiden, ia menyatakan partai yang bersih, sebagaimana sosok Cak Nur. Nah, partai itulah yang menurut pendapat Gus Mus bisa digunakan Cak Nur sebagai kendaraan politiknya.
"Dengan partai baru, Cak Nur akan mudah menang karena pada 2004 sistem pemilihan presidennya secara langsung," kata Gus Mus, yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang.
Sementara itu menurut pengamat politik M Dawam Rahardjo, jika tetap maju menjadi capres dalam konvensi Partai Golkar, konsekuensinya Cak Nur akan dijegal di tengah jalan oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung. Meski demikian, ia tetap menyarankan Cak Nur maju terus.
"Saya menduga pasti dia akan dijegal sama Akbar. Indikasinya ini sudah kuat karena Akbar pernah bilang target Golkar bukan presiden, tapi wakil presiden. Berarti kan bukan Cak Nur, tapi dia (Akbar)," katanya, kemarin.
Ia mengharapkan, Cak Nur pantang mundur untuk ikut dalam konvensi calon presiden Golkar. Alasannya, publik sudah terlanjur beranggapan bahwa Cak Nur mau mengikuti konvensi partai itu. Selain dijegal di tengah jalan, Dawam juga menilai Cak Nur akan dijadikan martir oleh Partai Golkar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved