Angka inflasi di Indonesia pada tahun penuh 2013 sebesar 8,38 persen. Inflasi ini merupakan akumulasi inflasi bulan-bulan sebelumnya yang ditambah inflasi pada Desember sebesar 0,55 persen. Angka tersebut melampaui target yang dipatok sebesar 7,2 persen.
Data yang dirilis Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, kepada pers di Jakarta, Kamis (02/01), menyebutkan, inflasi tahun kalender Januari-Desember 2013, mencapai angka 8,38 persen, sama dengan posisi inflasi secara year-on-year (yoy) yang berada pada level yang sama.
“Inflasi pada Desember sendiri sebesar 0,55 persen, inflasi komponen inti sebesar 0,45 persen, dan inflasi inti year on year sebesar 4,98 persen," terang dia.
Inflasi ini, menurut Suryamin, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, tidak terlalu berbeda. Pasalnya inflasi pada Desember 2013 juga berada di angka 0,55 persen.
Suryamin mengatakan, inflasi tersebut berdasarkan data indeks harga konsumen (IHK) di 66 kota di indonesia. Dari 66 IHK, sebanyak 61 IHK mengalami inflasi sedangkan 5 kota mengalami deflasi.
Suryamin menjelaskan inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 2,69 persen dan inflasi terendah di Tanggerang sebesar 0,04 persen. Sedangkan untuk deflasi posisi tertinggi terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,44 persen.
Dari total inflasi pada Desember sebesar 0,55 persen, ujarnya, kontribusi tertingginya disumbang oleh makanan sebesar 0,2 persen. Selanjutnya diikuti oleh bahan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen.
Penyumbang ketiga terbesar terhadap inflasi yakni dari perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,1 persen. Suryamin mengungkapkan angka ini naik jauh dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya kenaikan pada pertengahan tahun ini.
“Pada akhir tahun ini makanan dan minuman menghadapi Natal dan tahun baru, umumnya terkontrol dengan baik sehingga tidak terlalu mempengaruhi inflasi," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved