Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendesak pemerintah Dearah terkait mengambil langkah-langkah cepat untuk mengosongkan area zona merah Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dari aktivitas masyarakat. Pengosongan terhadap zona merah tersebut penting agar peristiwa terjangan awan panas di Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, yang menimbulkan korban jiwa, tidak terulang.
“Patroli, penjagaan, dan sosialisasi agar ditingkatkan. Aparat agar lebih tegas melarang masyarakat menerobos zona merah,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei, Minggu (22/05).
Menurut Willem, ancaman Gunung Sinabung tidak hanya letusan disertai awan panas. Namun ada potensi banjir lahar dingin akibat dari letusan tersebut. Aktivitas vulkanik di Gunung Sinabung masih dalam kategori tinggi.
“Potensi letusan susulan masih akan terjadi. Termasuk disertai semburan awan panas dari sisi timur, tenggara, dan selatan Gunung Sinabung,” kata Willem.
Menurut Willem, adanya pasokan magma dari perut Gunung Sinabung mengakibatkan guguran lava yang akan menghasilkan awan panas setelah pertumbuhan kubah lava. Awan panas adalah campuran material berukuran debu hingga blok. Suhunya bisa mencapai lebih dari 700 derajat celcius yang meluncur dengan kecepatan bisa di atas 100 kilometer per jam.
“Sambil menunggu relokasi selesai dilakukan, BNPB telah memberikan bantuan sewa rumah sebesar Rp3,6 juta per kepala keluarga setiap tahun,” kata Willem.
Selain itu juga memberikan bantuan sewa lahan pertanian sebesar Rp2 juta untuk setiap kepala keluarga setiap tahun.
Relokasi warga tidak hanya di Gamber saja, warga Desa Kuta Tonggal, Gurukinayan, dan Berastepu pun harus direlokasi pada tahap kedua. Keempat desa itu dihuni sebanyak 1.683 kepala keluarga dengan total 4.967 jiwa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved