Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia yang kini disandera oleh kelompokl Abu Sayyaf di Filipina. Dalam upaya pembebasan itu, pemerintah mendahulukan opsi dialog.
"Tapi sekali lagi, yang terakhir opsi dialog tetap didahulukan untuk menyelamatkan yang disandera," ujar Jokowi saat menyaksipen final Piala Bhayangkara Cup di elora Bung Karno, Jakarta, Minggu (03/04) malam.
Jokowi yang meninggalkan stadion lebih dahulu saat istirahat babak pertama pertandingan antara Persib vs Arema mengatakan, dialog tersebut, temasuk negosiasi terkait tuntutan pembajak untuk membayar uang tebusan. "(Soal) Pembayaran ya ini opsi dialog," tambah dia.
Meksi demikian, Jokowi menegaskan, pemerintah juga menyiapkan pasukan TNI yang bisa bergerak cepat melakukan pembebasan. "Yang kedua kita juga sudah menyiapkan pasukan cepat kita di Tarakan (Kalimantan). Terus saya pantau, terus baik mulai latihan, mulai simulasi, kalau diperlukan."
Presiden mengakui, untuk melakukan operasi militer di negara lain, Indonesia harus meminta izin. "Tapi untuk masuk ke negara lain harus ada izin. Dan memang kesulitannya kemarin dilaporkan dari Menlu yang juga selalu saya kontak, harus ada izinnya," sebut Jokowi.
Presiden menegaskan, telah mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menemui pemerintah Filipina dan berbicara soal upaya pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf tersebut.
"Kita sudah mengutus secara khusus Menlu untuk bicara dengan pemerintah Filipina. Dan kita harus tahu bahwa itu masuk wilayah Filipina sehingga nggak bisa ditawar, masuk seenaknya nggak bisa," tandas Presiden.
© Copyright 2024, All Rights Reserved