Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kedatangan tamu luar biasa. Sekitar 1000 anak yatim, duafa dan difabel di bawah naungan Lembaga Kemanusiaan ESQ, berkunjung ke Kawasan Nuklir Batan Pasar Jumat, Jakarta, Kamis (15/06). Acara yang diberi nama Semesta Ramadhan 2017, dengan tema Ayo Cerdas Berteknologi, mengangkat tagline “Nuklir Sahabat Kita (Nusaki)”.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan, pengenalan nuklir sejak usia dini diharapkan memperkaya pengetahuan anak-anak terkait manfaat dan keunggulan teknologi nuklir. Sehingga di masa depan kelak anak-anak memahami teknologi nuklir dan tidak hanya untuk energi tetapi juga non energi. Maka memotivasi anak-anak untuk menjadi peneliti.
"Dengan begitu mindset mereka dari kecil terbentuk. Kalau ternyata teknologi nuklir banyak manfaatnya di antaranya bidang pertanian, kesehatan, peternakan, industri, lingkungan dan energi. Sehingga anak-anak cerdas berteknologi. Apalagi saat diberikan informasi tentang teknologi nuklir, anak-anak sangat antusias sekali," Djarot kepada politikindonesia.com di sela-sela acara tersebut.
Menurutnya, anak-anak adalah estafet penerus ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus terus dikembangkan melebihi apa yang saat ini telah dilakukan. Pengenalan dilakukan dengan menjelaskan hal sederhana, misalnya bahwa matahari adalah ciptaan Tuhan yang dapat dinikmati dan itu adalah tenaga nuklir yang dapat ditiru, dikembangkan serta dimanfaatkan oleh manusia untuk kemaslahatan bangsa.
"Sebab, kami saat ini telah menghasilkan berbagai hasil litbang nuklir. Di antaranya, varietas unggul padi, radioisotop dan radiofarmaka untuk diagnosis dan terapi di bidang kesehatan. Ada juga pengawetan makanan dengan iradiasi, seperti rendang yang dapat bertahan hingga satu setengah tahun tanpa bahan pengawet," ucapnya.
Namun, lanjut Djarot, harus diakui di bidang energi, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) belum dapat terwujud karena menunggu keputusan pemerintah. Makanya dari anak-anak ini kita mengejar ketinggalan PLTN kita dari negara lain.
"Karena bagaimanapun, ke depan PLTN harus dimanfaatkan. Semoga kelak mereka bisa jadi ilmuwan-ilmuwan nuklir. Apalagi dengan segala keterbatasan mereka untuk mengapai cita-cita. Tidak dipungkiri sekarang era teknologi, tentu saja harapan kami, mereka dapat dengan bijak memanfaatkan teknologi itu dan bisa menjadi Habibie-Habibie selanjutnya," paparnya.
Sementara itu, pendiri ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian memberikan apresiasi kepada Batan karena untuk pertama kalinya kegiatan pemberian santunan kepada 1000 anak yatim dilaksanakan di Batan. kegiatan ini sangat baik karena mengombinasikan dua hal yang selama ini dianggap bertentangan oleh sebagian masyarakat, yakni sains dan agama.
"Dalam acara itu, anak-anak juga diajak dalam permainan edukasi seperti mendeteksi sumber radiasi nuklir dan mengenal beberapa alat peraga teknologi nuklir melalui 4 permainan menarik dan dongeng nuklir. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menyosong Indonesia Emas 2030, yang tidak lagi memisahkan nilai spiritualitas dan intelektualitas,," ungkapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved