Acara Bali Democracy Forum ke-7 di Nusa Dua, Bali yang digelar Kementerian Luar Negeri Indonesia bertujuan untuk bertukar pikiran negara-negara demokrasi mengenai kondisi demokrasi di negara masing-masing. Acara ini akan dihadiri oleh perwakilan 84 negara ini, berlangsung mulai hari ini, Jumat (10/10) hingga Sabtu (11/10).
"Bali Democracy Forum ini kan sharing experience dan best practices, itu kuncinya," kata Wakil Ketua Penyelenggara BDF ini, Wahid Supriyadi, ditemui saat gladi resik acara BDF di Nusa Dua, Kamis (09/10).
Menurut Wahid, acara ini banyak disambut baik oleh negara-negara sahabat. Awalnya, acara ini hanya mengajak negara-negara di Asia Pasifik saja, tapi sekarang cakupannya sudah cukup luas. Bahkan negara-negara di Afrika juga turut hadir untuk belajar mengenai Demokrasi.
"Kami tidak menggurui bahwa demokrasi harus homeground. Jadi ada unsur dalam negeri, sosial budaya juga berpengaruh dalam perkembangan demokrasi," kata Wahid.
Bahkan, Negara Fiji yang saat ini tengah menuju negara demokrasi juga turut hadir.
"Fiji pernah dikucilkan karena pada 2006 pernah terjadi kudeta kemudian dikeluarkan dari commonwealth," ujar Wahid.
Wahid menjelaskan, dalam forum ini ada beberapa negara yang meminta Indonesia untuk berbagi tentang pengalaman-pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi. "Kami tidak mengatakan demokrasi di Indonesia perfect tapi Indonesia memang negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Kalau dilihat dari fakta itu sebenarnya hasil-hasil BDF itu diakui dan dibutuhkan oleh banyak negara," pungkas Wahid.
© Copyright 2024, All Rights Reserved