Amerika Serikat bersama mitranya dari negara Arab melancarkan serangan bom dan rudal Tomahawk ke posisi-posisi kelompok garis keras ISIS di Suriah. Serangan udara ini sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk menghancurkan ISIS yang menguasai banyak daerah di Suriah dan Irak.
Media AS, Senin (22/09), mengutip pernyataan Pentagon, menyebut, 5 negara Arab ikut serta dalam serangan udara ini. Serangan udara yang dipimpin AS di Suriah itu merupakan satu titik balik dalam perang melawan kelompok ISIS, yang pemerintah-pemeritnah Barat khawatirkan dapat melancarkan serangan-serangan teror di Eropa atau Amerika Serikat.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa militer AS dan pasukan negara-negara mitra telah melakukan serangan militer terhadap IS di Suriah dengan menggunakan bom-bom dan Rudal Serangan Darat Tomahawk," ujar juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby.
Keputusan untuk melakukan serangan-serangan udara itu dibuat Panglima Komando Sentral AS, Jenderal Lloyd Austin atas izin yang diberikan panglima militer, kata Kirby.
Serangan-serangan itu difokuskan pada posisi-posisi ISIS di Raqqa. Sasaran lainnya adalah di sepanjang perbatasan Irak-Sriah.
Washngton memulai serangan udara pada target-target ISIS di Irak sejak 8 Agustus lalu. AS telah melakukan sekitar 190 serangan terhadap kelompok itu.
Obama berulang-ulang menegaskan operasi itu tidak akan melibatkan satu misi tempur bagi pasukan darat AS. Pekan lalu, Kongres AS menyetujui rencana Obama untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak Suriah yang berhaluan moderat untuk memerangi IS, bagian dari strateginya untuk menghancurkan gerakakan yang telah memenggal dua wartawan AS, James Foley dan Steven Sotloff.
© Copyright 2024, All Rights Reserved