Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengungkapkan, terbuka peluang bagi National Oil Company (NOC) asal Arab Saudi itu untuk merambah bisnis hilir, seperti penjualan BBM.
“Misalnya Saudi Aramco bilang, apakah bisa masuk hilir? Secara prinsip, aturannya memungkinkan, dan kita terbuka untuk itu. Termasuk kemungkinan co-branding (bersama NOC Indonesia) membuat bisnis bersama. Dalam global setting, ini biasa,” kata Sudirman Said di Jakarta, Senin (12/10).
Meski pemberitaan soal rencana pembangunan kilang oleh Saudi Aramco sudah gencar, hingga awal bulan ini produsen migas asal Timur Tengah itu belum juga mengajukan izin prinsip ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Belum. Saudi Aramco, belum,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani saat ditanya ihwal izin investasi Saudi Aramco.
Sebelumnyam, dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi, beberapa waktu lalu, Aramco menyampaikan komitmennya untuk menanamkan investasi di Indonesia senilai US$10 miliar , setara Rp134 triliun (kurs Rp13.400).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja berharap apa yang disampaikan Aramco kali ini tidak sekadar komitmen. “Semoga jalan sekarang,” kata Wiratmaja.
Menurut Wiratmaja, minat Aramco untuk berinvestasi kilang di Indonesia bukan kali ini saja. “Dulu hampir jadi. Tapi ada beberapa insentif yang tidak ketemu,” jelas Wratmaja.
© Copyright 2024, All Rights Reserved