Gagasan konfederasi partai politik yang disuarakan oleh Bima Arya, kader Partai Amanat Nasional mendapat dukungan dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP)-nya, Amien Rais. Gagasan tersebut dimaksudkan untuk menggalang parpol kecil yang gagal memenuhi parliementary threshold. Hal ini menjadi cara untuk penyederhanaan partai politik di Indonesia.
Demikian dikemukakan Amien usai menghadiri acara dialog 'Kepemimpinan Muhammadiyah & Kepentingan Politik' di Yogyakarta, Selasa (29/06). Tapi, ide ini masih sebatas wacana. “Itu baru rencana awal, itu baru pemikiran awal. Tapi belum,” ucap Amien.
Amien berpandangan, selain menggalang parpol yang gagal memenuhi parliementary threshold, konfederasi juga memberi ruang eksperimentasi bagi partai kelas menengah untuk dapat survive dan bertahan dalam panggung politik nasional.
Meski begitu, Amien berpendapat, penyederhanaan partai tersebut harus ditempuh secara sistematik, sehingga di pemilu masa mendatang, masyarakat tidak lagi harus memilih di antara puluhan partai. “Mungkin parpol itu tinggal 5 atau 6 dan akhirnya tinggal dua."
Lebih jauh Amien membeberkan, dari parpol yang hanya tinggal dua tersebut, akan bisa berbentuk partai nasional dan partai agamis. Dua-duanya, itu agak mirip dengan model Amerika Serikat (AS), yaitu partai Republik dan Demokrat. “Ini tidak akan rujak sentul, satu ngalor, satu ngidul. Tapi relatif hampir sama dan tinggal nanti bagaimana mereka merebut hati rakyat," katanya.
Dikemukakan Amien, bila nanti partai tinggal dua saja, dari segi pembiayaan akan sangat irit. Begitu pula dari segi waktu, akan cepat dan efektif. Seperti di negara maju, Kanada, Australia, Inggris, Amerika semua arah demokratisasi politik menuju partai yang sederhana.
“Memang ada di Amerika itu partai-partai kecil, tapi yang dua itu adalah partai besar yang selalu ikut pemilu dan pasti menang. Partai tengu atau gurem itu, memang ada tapi tidak pernah dipilih dan besar," katanya.
Lebih jauh soal partai mana saja yang akan bergabung dengan tawaran konfederasi yang digulirkan PAN, Amien mengaku belum mengetahui. Dia belum mendapat laporan dari Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa. "Saya belum tahu siapa saja yang akan gabung dalam konfederasi. Saya belum dilapori Mas Hatta dan mereka para politisi yang sering ngumpul. Tapi kalau nanti sudah semakin menjurus dan berbentuk pasti saya akan dilapori," ujar Amien.
Tak Berdasar
Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum berpandangan lain soal ide konfederasi parpol yang ditawarkan PAN. Meski menilai gagasan tersebut sah-sah saja, namun dalam konteks aplikasi politik, hal itu akan susah dilakukan karena tidak ada dasar yang kuat.
"Sebagai upaya politik internal PAN, tentu kami menghargai gagasan tersebut. Tapi, hampir tidak ada alasan untuk maju dalam satu bendera. Pintu masuk argumentasinya untuk satu bendera tidak tersedia," ujar Anas, Selasa (29/06).
Dikatakan Anas, jika konteks gagasan konfederasi tersebut untuk pemilu legislatif 2014, partai-partai anggota Setgab cenderung akan maju dengan bendera sendiri. Tetapi kalau untuk urusan pilpres, Setgab bisa saja kembali berkoalisi. “Bahkan terbuka dengan hadirnya peserta koalisi baru untuk makin memperkuat basis pemerintahan yang stabil dan efektif," terang dia.
Anas menilai gagasan yang dilontarkan PAN tersebut bukan barang baru. Konfederasi merupakan upaya internal PAN untuk mempersiapkan diri pada Pemilu 2014. Anas menduga, PAN ingin mengajak gabung partai-partai yang aspirasi politiknya mirip untuk maju bersama dalam satu bendera. "Sebagai partai sahabat di dalam Setgab koalisi, kami mendoakan semoga usaha itu berhasil," ujar Anas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved