Ancaman blokir kepada Research in Motion (RIM) hanya untuk fasilitas browsing BlackBerry. Fasilitas itulah yang selama ini membuka kemungkinan untuk mengakses situs porno. Soalnya, produsen BlackBerry, RIM, belum melakukan konten filtering. Pada 17 Januari ini, batas akhir bagi RIM menyikapi permintaan pemerintah.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Gatot S. Dewa Broto, mengungkapkan hal itu, di Jakarta, Senin (10/01).
Jika pada pertemuan 17 Januari 2011, RIM tidak juga mematuhi kebijakan pemerintah untuk memblokir fasilitas browsing BlackBerry, sanksi tegas akan dijatuhkan. Yaitu, memblokir fasilitas browsing tersebut. Untuk fasilitas lain, kata dia, tetap bisa digunakan.
Gatot menjelaskan, 10 Agustus 2010, pihaknya sudah melakukan "kick off" untuk memberlakukan filtering terhadap situs porno pada 180 ISP (Internet Service Provider). Karena itu, kalau layanan browsing BlackBerry yang tanpa filtering dibiarkan, seakan-akan ada privelege untuk RIM.
"Gadget lain terkoneksi dengan ISP yang ada. Kami tegaskan bahwa kami tidak ditriger oleh kepentingan apapun," katanya.
Rencananya, 17 Januari 2011, dijadwalkan pertemuan dengan RIM. Pada pertemuan itu, kesempatan RIM untuk mengambil sikap terkait layanannya di Indonesia. Gatot menyebutkan, mereka harus kooperatif untuk melakukan filtering konten. Jika tidak, fasilitas browsing akan diblokir.
Gatot menambahkan, pemerintah menawarkan substitusinya kepada pelanggan. Salah satunya dengan cara mengaktifkan GPRS handset ketika akan mengakses internet. Namun konsekuensinya, pelanggan akan dibebani biaya tambahan untuk mengakses GPRS di luar biaya layanan BlackBerry.
Itu berarti, dari sisi pengguna BB, ada risiko finansial yang harus ditanggung. Gatot menyebutkan, itu salah satu entry point pemerintah untuk menekan RIM. "Jadi, bukan berarti kami membuat beban baru bagi pengguna. Tetapi, mendorong RIM agar `comply` dengan peraturan yang ada."
Menanggapi komentar yang menganggap pemerintah tidak tegas seperti pemerintah Arab Saudi yang memblokir BlackBerry di negaranya, Gatot mengatakan, aturan dan kebijakan di Indonesia jelas berbeda dengan Arab Saudi. Indonesia, kata dia, bukan Arab Saudi.
"Kami tidak ingin latah. Semua ada skenario dan solusi yang cerdas, yang sesuai kebijakan dan aturan di Indonesia," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved