Pusat Peragaan IPTEK (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali menggelar Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) bagi pelajar berusia 12-16 tahun. Kegiatan yang berlangsung 2 hari ini diselenggarakan di 2 tempat yang berbeda. Pada Sabtu (28/09) kegiatan dipusatkanbdi Gedung PP-IPTEK, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta dan pada Minggu (25/09), di Lapangan Pusat Teknologi Roket Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Rumpin Bogor.
Direktur PP Iptek, M. Syachrial Annas mengatakan, KRAN kali ini diikuti sekitar 123 siswa dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Para peserta kali ini merupakan pemenang dari dari Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) yang sebelumnya sudah diselenggarakan di wilayah masing-masing. Sedangkan, KRAR di masing-masing wilayah diselenggarakan oleh Science Center Dearah.
“Pada KRAN kali ini dari masing-masing daerah diambil 10 peserta terbaik (peringkat 1 sampai 10) yang mengenai sasaran. Selanjutnya, dari KRAN 2018 nanti akan diambil 6 peserta terbaik (peringkat 1 sampai 6) yang mengenai sasaran akan diikutsertakan ke Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia Pacific Space Agency Forum (APRSAF) yang tahun ini akan diadakan di Singapura pada 2-4 November 2018,” katanya kepada politikindonesia.com, di usai kegiatan KRAN 2018, di PP Iptek, Jakarta, Sabtu (29/09).
Menurutnya, kompetisi roket air ini merupakan ajang adu kreativitas di bidang teknologi kedirgantaraan. Dimana, roket air digunakan sebagai salah satu media dalam menjelaskan prinsip sains yang dikenal dengan Hukum Newton. Selain itu, sebaik aplikasi pembelajaran fisika di sekolah.
“Dalam kompetisi ini, peserta akan adu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan. Roket air diluncurkan mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter,” paparnya.
Dia menjelaskan, peluncuran roket akan dilakukan pada Minggu (25/09), di Lapangan Pusat Teknologi Roket Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Rumpin Bogor. Sedangkan, pembuatan roket air sudah dilakukan di hari sebelumnya di Jakarta.
“Roket air itu sendiri terbuat dari bahan botol plastik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Kemenristekditi Ari Hendrarto Saleh menambahkan, kegiatan ini, intinya adalah kreativitas. Karena dasar dari kreativitas itu sendiri adalah para siswa nanti bisa memecahkan segala permasalahan. Artinya, para siswa ke depan harapannya bisa menghasilkan suatu produk yang bisa digunakan oleh negara.
“Jadi kreativitas itu merupakan salah satu dari karakteristik seseorang pemimpin, seorang pejuang, seorang yang berani nantinya bisa membanggakan negaranya,” ujarnya.
Ia berharap dari kegiatan ini di dalam diri para peserta muncul yang disebut 4C. Yaitu, Critical Thinking,. Collaboration, Communication dan Creativity.
“Jadi setiap peserta itu harus punya ide, kreativitas membuat roket, mampu berkomunikasi, dan saling bersinergi,” tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved