Kepolisian di Kota Victoria, Texas, Amerika Serikat, menyelidiki pembakaran masjid yang terjadi pada Sabtu dinihari waktu setempat. Kebakaran yang belum diketahui penyebabnya ini terjadi pukul 02.00 waktu setempat, hanya beberapa jam setelah Presiden Donald Trump meneken surat perintah melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika Serikat (AS).
“Kami meminta bantuan pemerintah negara bagian untuk menyelidiki pembakaran Islamic Center Victoria,” kata kepala pemadam kebakaran Victoria, Tom Legler, dikutip Press TV, MInggu (29/01).
Kebakaran pertama kali diketahui kasir sebuah minimarket yang melihat api telah melalap bangunan tersebut. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api setelah berkobar selama empat jam.
"Sedih sekali berdiri di sini dan menyaksikan api menghancurkan masjid. Seluruh bangunan hangus terbakar,” ujar Shahid Hashmi, imam masjid.
Sepekan sebelum terbakar, Hashmi mengatakan, masjid dirampok. Sejumlah peralatan elektronik termasuk laptop diambil dari masjid yang dibangun pada 2000 itu. Harian lokal juga melaporkan pada 2013 seorang pria ditangkap karena menulis H8, atau “Kebencian” pada dinding muka masjid.
Kejadian ini merupakan masjid kedua yang terbakar di Texas. Pada 7 Januari lalu, sebuah masjid di dekat Danau Travis, Kota Austin, juga hangus terbakar.
Insiden ini membuat Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Texas menyatakan mengawasi penyelidikan terhadap pembakaran di kedua masjid.
"Meningkatnya kebencian antimuslim membuat kami meminta para penyelidik untuk tetap membuka diri terhadap kemungkinan kejahatan atas kebencian,” kata Kepala CAIR Houston Mustafaa Carroll.
© Copyright 2024, All Rights Reserved