Perusahaan raksasa minuman ringan asal Amerika Serikat (AS), Coca-Cola, mengalami penurunan pendapatan sebesar 7 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Pendapatan perusahaan soda terbesar di dunia itu anjlok menjadi US$10,6 miliar atau Rp137,8 triliun selama tiga bulan terakhir hingga September.
BBC melaporkan, laba Coca-Cola juga anjlok 28 persen menjadi US$1,05 miliar atau Rp13,65 triliun pada kuartal tiga. Pendapatan Coca-Cola terus mengalami penurunan berturut-turut selama enam kuartal terakhir.
Kondisi ini disebabkan, penjualan Coca-Cola anjlok 4 persen di Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Sementara penjualan di Asia naik 4 persen.
Penjualan produk air mineral dan minuman berenergi Coca-Cola berhasil mengalami kenaikan 3 persen. Hal itu cukup membantu perusahaan, sehingga tidak mengalami penurunan pendapatan yang drastis.
Coca-Cola telah meluncurkan produk Coca-Cola Zero Sugar di Inggris menggantikan Coca-Cola Zero. Penjualan produk baru tersebut berhasil mencetak volume pertumbuhan yang kuat.
Chief Operating Officer Coca-Cola, James Quincey, mengatakan, sebuah kampanye marketing global bernama "Taste the Feeling" (nikmati rasanya) mulai mendongkrak penjualan.
"Kami melihat hasil menggembirakan dalam hal pertumbuhan penjualan ritel dari merek Coca-Cola secara total. Kami percaya bahwa pemasaran membutuhkan waktu untuk membangun. Ini adalah bisnis besar, dan bisnis Coca-Cola tidak akan tiba-tiba berubah dalam semalam," kata Quincey.
© Copyright 2024, All Rights Reserved