Sebanyak 48,9 persen masyarakat Indonesia menginginkan figur baru sebagai Presiden 2019 mendatang. Sementara, 44,9 persen lainnya kemungkinan akan kembali memilih Jokowi sebagai Presiden.
Setidaknya, demikian hasil survei yang digelar Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI). Survei dilakukan pada 8 hingga 27 September 2017 di 8 Kota di antaranya Medan, Padang, Palembang, Jakarta (kecuali Kepulauan Seribu), Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio, Senin (09/10) mengatakan, pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 800 responden dengan margin of error +/- 3,5 persen.
"Kami juga menanyakan tentang pilihan Presiden bila pemilu dilakukan di hari saat pertanyaan diajukan. Responden yang memilih Jokowi 44,9 persen, sementara yang memilih opsi jawaban selain Jokowi ada 48,9 persen dan sisanya tidak menjawab," ujar dia.
Pada opsi jawaban selain Jokowi, responden menyebut nama-nama capres alternatif seperti Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono, dan beberapa nama lainnya. Nama-nama capres alternatif ini juga mempengaruhi masyarakat dalam memilih partai politik di Pemilu 2019.
“Hanya 41,3 persen responden yang mengaku akan memilih partai politik pengusung Jokowi pada 2019 nanti, sementara 53,5 persen menjawab tidak akan memilih, sementara sisanya memilih untuk tidak menjawab atau tidak memilih," kata Hendri.
KedaiKOPI memandang figur calon wakil presiden akan cukup menentukan di Pilpres 2019. Survei menunjukkan, sebanyak 49,9 persen responden mengaku sosok cawapres akan mempengaruhi saat memilih presiden.
“Sebanyak 49,9% responden mengaku bahwa faktor cawapres mempengaruhi dalam memilih Presiden, sementara 48,4 persen menjawab tidak mempengaruhi, dan sisanya tidak menjawab," terang dia.
© Copyright 2025, All Rights Reserved