Obligasi syariah (sukuk) kini menjadi penyeimbang aliran dana portofolio yang masuk ke Indonesia. Sukuk menjadi alternatif sumber pendanaan untuk pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Meski baru, sistem keuangan syariah ini mulai diminati China.
Demikian disampaikan Wakil Presiden Boediono sambutan memberikan sambutan pada acara Joint High Level Conference On Islamic Finance di Jakarta, Senin (18/07).
“Bagi Indonesia, pasar sukuk global telah menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur dan investasi lainnya. sekaligus pasar sukuk ini dijadikan penyeimbang aliran dana portofolio global yang masuk ke Indonesia.”
Dikatakan Wapres, sukuk terus mengalami perkembangan yang signifikan di berbagai negara. Tidak hanya di negara-negara Islam. Bahkan Cina pun mulai menaruh perhatian serius terhadap perkembangan pasar sukuk global.
Wapres mengatakan, berdasarkan laporan IDB-IFSB, pertumbuhan aset sukuk dari US$639 miliar pada 2008 menjadi US$822 miliar pada 2009, atau tumbuh 29 persen. "Sebagai pembanding, dalam periode yang sama, seribu bank konvensional paling top di dunia mencapai pertumbuhan aset tahunan hanya 6-7 persen.”
Dikatakan Wapres, Indonesia mulai aktif berpartisipasi dalam pasar sukuk global dalam beberapa tahun terakhir ini dan menerbitkan US$3 miliar pada tahun 2010. Jumlah yang sama diterbitkan oleh Arab Saudi, diikuti oleh Qatar dengan US$2 miliar serta Pakistan dan UAE masing-masing sekitar US$900 juta.
"Yang menarik, bahkan Inggris memiliki minat yang kuat dalam pengembangan pasar sukuk, dengan total nilai sukuk mencapai US$19 miliar pada semester pertama 2011," terang Wapres.
Kata Boediono, Indonesia memiliki potensi untuk memperbesar pasar sukuknya. Terlebih dengan melimpahnya sumber daya alam dan populasi penduduk muslim terbesar. Apalagi, saat ini, Indonesia tengah menggiatkan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
"Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi pertumbuhan keuangan Islam yang sangat besar, tinggal bagaimana kita memanfaatkan potensi itu sebaik-baiknya," kata Wapres.
Dikatakan Wapres, Indonesia harus mampu menjadi pusat sistem keuangan syariah dunia yang kini diperankan Malaysia. “Bahkan Malaysia berhasil menjadi tuan rumah bagi Islamic Financial Services Board (IFSB) yang beranggotakan 11 negara yang pada bulan Oktober 2010 yang lalu telah sepakat untuk membentuk International Islamic Liquidity Management Corp (IILM)," terang Wapres.
© Copyright 2024, All Rights Reserved