Sesi pagi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/07), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tertekan 0,46 persen menjadi 5.192,85.
Investor asing menorehkan penjualan bersih (net sell) baik di seluruh market maupun pasar reguler dengan nilai masing-masing Rp15,4 miliar dan Rp15,5 miliar.
Jumlah saham yang tertekan mencapai 85 saham. Sedangkan 64 saham berhasil naik dan 74 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi sore ini melibatkan 467,542 juta saham dengan nilai transaksi Rp260,187 miliar.
Tercatat ada 8 sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam di antaranya: sektor barang konsumen turun 1,02 persen, sektor keuangan turun 0,8 persen, dan sektor manufaktur turun 0,74 persen.
Saham-saham indeks LQ 45 dengan penurunan terbesar di antaranya: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,69 persen menjadi Rp5.425, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) turun 1,89 persen menjadi Rp6.475, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,78 persen menjadi Rp75.725.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,88 persen menjadi Rp815, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,2 persen menjadi Rp2.530, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 1,15 persen menjadi Rp6.600.
Pelemahan juga terlihat pada bursa regional. Pagi ini, bursa Asia mundur teratur dari posisi tertingginya dalam delapan bulan terakhir. Berdasarkan dataBloomberg, pada pukul 09.20 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 persen. Dengan demikian, sepanjang pekan ini, bursa Asia hanya naik 0,8 persen.
Data CNBC menunjukkan, indeks ASX 200 Australia turun 0,11 persen, di mana sektor energi melorot 0,61 persen pada awal transaksi. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,16 persen.
Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang juga turun 0,93 persen. Saham-saham Jepang tertekan akibat penguatan yen. Sekadar informasi, pagi ini, nilai tukar yen berada di level 105,79 per US$1. Malam kemarin, yen sempat berada di level 107,15 per US$1.
Bursa Asia turun setelah prospek mengenai stimulus Jepang mulai mereda. Dalam wawancaranya dengan BBC yang disiarkan Kamis, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengesampingkan kemungkinan diluncurkannya program "helicopter money" atau program pembiayaan fiskal dalam menghadapi deflasi di Jepang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved