Mayjen Endang Suwarya, Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bertekad membersihkan separatis berdasi.
"Kita tidak pandang bulu, apakah itu PNS, anggota Dewan, dan pengusaha akan kita singkirkan semuanya apabila bermuka dua," tegasnya saat memberikan pengarahan kepada ratusan PNS, ulama, dan tokoh masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil, Jum’at.
Menurut dia, Gerakan Separatis Aceh berdasi merupakan musuh dalam selimut. Pegawai negeri sipil (PNS) dan pengusaha yang bermuka dua itu dapat menciptakan disintegrasi bangsa.
Salah satu cara membersihkan hal tersebut, menurut Komandan Satuan Tugas Penerangan PDMD Kolonel Laut (E) Ditya Soedarsono adalah melalui penelitian khusus (litsus) terhadap PNS.
PNS itu sudah mengucapkan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, dalam keseharian ada anggota PNS yang bersimpati kepada GAM. "Ini yang akan kita bersihkan melalui litsus," jelas Ditya.
Setelah sebulan menggempur sayap militer GAM, PDMD mulai membersihkan GAM di berbagai lapisan sosial. Sejumlah pejabat, wakil rakyat di DPRD, pengusaha, atau bahkan ulama yang diduga terlibat gerakan separatis telah ditangkap dan diperiksa.
Di Kabupaten Aceh Selatan, pejabat yang dimintai keterangan pada Selasa (17/6) oleh satu tim gabungan TNI/Polri itu adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan H Azwar Rahman, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) HM Daud Al-Yusufi, Wakil Ketua DPRD dari Partai Amanat Nasional M Nazir Ali, Anggota DPRD dari Fraksi PPP Jamidin, anggota DPRD dari PKB HM Saleh K, dan anggota DPRD dari PDIP T Sukandi.
Tim gabungan TNI/Polri juga menangkap Rais (pegawai Kantor Bupati Aceh Selatan), Akhiruzzaman (calon anggota KPU), serta Teuku Mudatsir (Ketua BPC Gapensi). Mereka semua ditangkap di kantor atau di rumahnya di Tapaktuan, ibu kota Kabupaten Aceh Selatan.
Namun, menurut Ditya, mereka tidak ditangkap, tapi dimintai keterangan. "Empat orang termasuk seorang ulama sudah dibebaskan. Tapi bisa saja sewaktu-waktu dimintai keterangan lagi," katanya.
Penangkapan itu menambah daftar nama orang-orang yang terlibat GAM. Pekan lalu, pihak penguasa darurat militer juga menangkap dua anggota DPRD karena dugaan terlibat GAM, yaitu Marwan, anggota DPRD Aceh Besar dari Fraksi Partai Golkar, dan Zulkifli, anggota DPRD Kota Sabang dari Fraksi PPP.
Sementara itu, Sekretaris Menko Polkam Letjen Sudi Silalahi kepada wartawan di Jakarta, kemarin, menegaskan bahwa penangkapan terhadap sejumlah pejabat itu sudah melalui proses intelijen sehingga diharapkan tidak terjadi salah tangkap.
Pada bagian lain, Sudi menjelaskan, selama operasi pemulihan keamanan di Aceh, tercatat 199 anggota GAM yang menyerah dan kembali ke pangkuan NKRI. "Sedangkan jumlah personel GAM yang tewas tercatat 219, lima luka-luka, dan 161 ditangkap dan ditahan." Menurut dia, TNI juga berhasil menyita 122 pucuk senjata, 5.049 butir amunisi, dan 194 bom dan granat.
Sementara dari pihak TNI, tercatat 23 gugur, 65 luka-luka, dan satu personel dinyatakan hilang. Sedangkan dari pihak Polri, tercatat tiga anggota gugur dan 20 personel luka-luka.
© Copyright 2024, All Rights Reserved