Pemerintahan membatalkan rencana megaproyek High Speed Railways (HSR) atau kereta cepat Shinkansen rute Jakarta-Surabaya. Proyek tersebut tadinya merupakan kerjasama antara Indonesia dan Jepang.
Kabar tentang pembatalan tersebut dibenarkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/01) malam. “Iya, karena belum layak. Itu sudah keluar dari list,” ujar dia.
Andrinof mengatakan, pemerintah masih mengkaji kelanjutan 3 proyek yang dikerjakan bersama Jepang. “Menurut kami ada yang tidak lanjut dari rencana. Salah satu proyeknya adalah proyek kereta api super cepat, lainnya nanti," katanya.
Dalam kajian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), proyek kereta super cepat Jakarta-Surabaya yang berjarak sekitar 700 kilometer itu, akan menelan biaya investasi lebih dari Rp100 triliun.
Andrinof mengatakan, pemerintah masih mempertimbangkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang dianggap belum seluruhnya mampu menikmati jasa kereta super cepat itu. “Mungkin nanti, kalau pendapatan per kapita masyarakat Indonesia sudah di atas US$ 10 ribu.
Meski demikian, Adrinof menyebut, pemerintah membuka peluang menyerahkan proyek kereta super cepat itu kepada pihak swasta. Asal, proyek itu tidak melanggar ketentuan aturan lingkungan dan membebani lahan publik. “Namanya bangun infrastruktur ada pembebasan lahan, dan pasti dari lahan publik," terangnya.
Andrinof mengatakan, pihak swasta diharapkan mampu menggarap proyek ini menggunakan pendanaan sendiri. "Tapi mereka kan juga harus menghitung pengembalian modalnya apakah 30 tahun sampai 40 tahun," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved