Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara tegas melarang isterinya, Ibu Kristiani Herawati Yudhoyono, untuk terjun ke bidang politik dan bisnis. Ini karena peran Ibu Negara lebih dibutuhkan dalam soal pendidikan dan kesehatan. Sebuah kebijakan Presiden yang mesti menjadi contoh bagi bawahannya agar tidak menciptakan KKN-KKN baru dilingkungan pemerintahan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden saat menjawab pertanyaan seorang peserta dalam pertemuan Presiden dengan Masyarakat Indonesia di Manila, Filipina. "Saya melarang isteri saya ikut berpolitik dan ikut bisnis segala macam," tegas Yudhoyono.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan bahwa peran istrinya sebagai Ibu Negara mempunyai kapling yang sangat jelas yaitu menggeluti pendidikan dan kesehatan. Kegiatan Ibu Negara itu seperti menyosialisasikan wajib belajar, mendirikan perpustakaan keliling, meninjau rumah sakit, turun ke Aceh, dan daerah-daerah yang terkena gempa lainnya, serta hal-hal lain yang menyangkut sosial kemasyarakatan.
"Itu salah satu terobosan, Posyandu, Puskesmas kita hidupkan kembali karena sudah lama mati suri dan tidak merata di daerah-daerah," kata Presiden.
Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal peran dan posisi posisi Ibu Negara perlu didukung. Selama ini peran Ibu Negara sepertinya tidak banyak diketahui masyarakat.
Apalagi saat ini di beberapa daerah di Indonesia, masalah kemiskinan yang menyebabkan berbagai penyakit seperti busung lapar, polio sedang memuncak. Karena kemiskinan pula banyak anak-anak usia sekolah yang tak dapat bersekolah. Semoga peran Ibu Negara yang terfokus tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved