Kini situasi Kota Poso, Sulawesi Tengah, mulai kondusif pasca terjadinya bentrokan antara anggota TNI dan polisi di Desa Silanca, Kecamatan Lage, Poso, Jumat malam lalu. Kini Sub-Denpom AD Poso dan Propam Polda Sulteng sedang memeriksa jajarannya yang terlibat dalam bentrokan tersebut
Bentrokan itu terjadi setelah penyerangan oleh sejumlah anggota TNI terhadap pos polisi masyarakat (polmas) di Desa Silanca, Kecamatan Lage, yang tengah dijaga beberapa polisi, Jumat menjelang tengah malam. Akibatnya, tiga polisi anggota Kepolisian Resor Poso yang bertugas di pos itu luka-luka. Sampai semalam, dua polisi, yaitu Bripda Andri Gani yang ditikam di paha kiri dan Bripda Ahmad Gazali yang ditikam di bagian punggung, masih dirawat di rumah sakit.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar M Kilat, Minggu (14/1), mengatakan, penyerangan anggota TNI itu tidak terkait penangkapan warga yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), tetapi hanya karena masalah pribadi. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Kepala Polda Sulteng Brigjen Badroddin Haiti, Komandan Korem 132 Kolonel Husein Malik, Kepala Polres Poso AKBP Rudy Sufahriadi, dan Komandan Kodim Poso Letkol Maulana Harahap melakukan pertemuan hari Sabtu. "Disepakati, masing-masing pimpinan akan memeriksa anggota masing-masing," kata M Kilat.
Dalam dua malam ini situasi Poso memang agak sepi. Sejumlah ledakan terdengar beberapa kali. Namun diduga bukan ledakan bom atau senjata api. "Memang dalam dua malam ini terdengar beberapa kali bunyi ledakan, tetapi ternyata suara petasan besar," kata seorang warga. Situasi di Poso memanas setelah dilakukan penyergapan sejumlah warga yang masuk dalam DPO. Pada Kamis (11/1) pagi, polisi menyergap lima DPO di dua rumah di Jalan Pulau Jawa, Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota.
© Copyright 2024, All Rights Reserved