Situasi di Poso kembali tegang, menyusul pengejaran yang dilakukan Polisi terhadap tersangka yang termasuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kerusuhan Poso di Tanah Runtuh, Poso Kota, Senin (22/1) pagi. Penyergapan itu mendapat perlawanan dari sekelompok orang bersenjata yang berujung terjadinya baku tembak.
Pengejaran dan perburuhan terhadap DPO Poso berlangsung di Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota. Saat pasukan Brimob berada di Jalan Irian Poso sekitar pukul 08.00 WITA, sekelompok orang datang menghadang. Untuk membubarkan penghadangan tersebut aparat kepolisian melepaskan tembakan peringatan. Bukannya bubar, warga malah balas menembak. Aksi tembak-menembak ini berlangsung hingga kurang lebih setengah jam. Akibatnya korban tewas maupun luka-luka berjatuhan baik dari aparat kepolisian maupun warga.
Beredar kabar sembilan orang tewas orang tewas dalam insiden ini. Hingga kini baru lima orang yang teridentifikasi yakni Mahmud, Omgam, Furqon, dan Farhan serta Brigadir Dua Ronny Iskandar dari anggota Detasemen Khusus 88 Markas Besar Kepolisian RI.
Mabes Polri membenarkan adanya korban tewas dari pihak kepolisian akibat insiden tersebut. Korban tewas itu bernama Bripda Roni Iskandar akibat terkena peluru di kepala. Roni adalah anggota Brimob yang di-BKO di Densus 88 Anti Teror Polda Sulteng. Sedangkan korban luka adalah Ipda Muslihan, Bripda I Wayan Panda, dan Bripda Wahid.
"Kami tidak akan menutup-nutupi, jika memang ada korban dari sipil. Tapi berdasarkan fax yang saya terima dari Polda Sulteng, tidak ada korban sipil," kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Sisno Adi Winoto kepada wartawan di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (22/1).
Sisno juga mempersilahkan {kuli disket} untuk mencari informasi ke lapangan bila ada perbedaan informasi. "Silakan kalau mau konfirmasi tapi harus dari sumber yang jelas, minimal Kapolres Poso," katanya mengenai korban sispil.
Dari insiden baku tembak tersebut, polisi menangkap 13 orang tersangka, namun identitas mereka masih dirahasiakan. “Ini belum bisa saya sampaikan nama-nama yang ditangkap, kemungkinan nanti," kata Isno.
Isno mengatakan, orang-orang yang ditangkap itu bisa jadi DPO atau bisa juga kelompok yang memiliki senjata. "Kami belum bisa menyebutkan identitas 13 tersangka itu. Apakah mereka terkait dengan DPO yang diburu, atau masyarakat yang mendukung kelompok kriminal bersenjata, masih dalam pemeriksaan," lanjut Sisno. "Tapi siapa pun dia, dia termasuk tersangka dalam kelompok kriminal bersenjata. Mereka patut diduga melakukan tindak pidana karena kepemilikan senjata," tambah Sisno.
Ditambahkannya, kekuatan polisi di Poso saat ini masih cukup untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanan. Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar M Kilat, mengatakan polisi tidak akan mundur dengan perlawanan dari kelompok bersenjata tersebut. "Kami akan mengerahkan pasukan lebih besar untuk mengejar buronan," katanya. Bahkan, polisi mengerahkan helikopter untuk melokasisasi pergerakan para para buron melengkapi diri dengan senjata mematikan seperti M16, AK47 dan pistol tersebut.
Insiden ini membuat suasana kota Poso tegang dan mencekam, namun aparat kepolisian masih mampu mengendalikan keamanan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved