Diperlukan program terobosan untuk memutus mata rantai terjadinya stunting (keterlambatan tumbuh kembang) bagi anak-anak di Indonesia.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Stunting Summit 2018 di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (28/03).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dari janin hingga dua tahun.
JK mengatakan, yang terpenting adalah pada 1.000 hari pertama yang sangat menentukan anak-anak menjadi stunting atau tidak. Harus ada perencanaan yang baik soal gizi yang seimbang.
“Memang kadang-kadang terjadi karena kemiskinan, kadang bikin gizi tak tercukupi dan sebabkan stunting. Dan stunting sebabkan tingkat kecerdasan yang rendah. Dan ini akan sebabkan kemiskinan. jadi terus berputar," ujar Wapres.
Wapres juga mengingatkan stunting juga bisa terjadi pada keluarga yang mampu karena salah pola asuh atau tidak memperhatikan keseimbangan gizi. “Kadang-kadang orang kaya juga bisa stunting kalau ibunya tak mau menyusui karena ingin jaga tubuhnya,” ujar JK.
Dikatakan Wapres, penyebab subting ada tiga hal; yakni soal asupan gizi, sanitasi dan pengaruh cara pengasuhan anak yang tidak baik.
Wapres menekankan pada jaman dulu ada banyak program yang baik namun setelah reformasi program tersebut diabaikan. Misalnya soal posyandu, program 4 sehat 5 sempurna, warung hidup dan sebagainya. “Hal-hal yang baik ini perlu kita jalankan kembali," ujar Wapres.
© Copyright 2024, All Rights Reserved