Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, memperpanjang status siaga darurat bencana banjir dan longsor hingga 1 Juni mendatang. Perpanjangan status siaga ini karena, intensitas hujan di wilayah itu masih cukup tinggi sehingga kerawanan bencana masih cukup besar.
Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan, kepada pers, Jumat (29/04), mengatakan kebijakan ini didasarkan pada prakiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikas (BMKG).
BMKG memprediksi, pada April hingga awal Juni intensitas hujan di Sukabumi masih tinggi. Potensi terjadinya bencana baik banjir dan longsor masih cukup besar.
Contoh kasus, terjadinya belasan bencana alam di Kota Sukabumi pada Rabu (27/04) lalu akibat hujan deras yang terjadi di wilayah itu. Sejumlah rumah mengalami kerusakan dan sebagian lainnya terendam banjir. “Ada 15 titik lokasi yang dilanda bencana pada Rabu lalu,” ujar Asep.
Data yang dihimpun BPBD, bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir, pohon tumbang, dan rumah roboh. Peristiwa banjir terjadi di Kecamatan Baros yakni desa Balandongan, Kampung Tugu, dan di sekitar Sungai Cisuda.. Banjir juga melanda wilayah Kecamatan Lembursitu di Perumahan Sindangsari. Di tempat itu ada sekitar 10 rumah yang pada Rabu malam terendam air. Mayoritas penyebab banjir akibat tersumbatnya saluran air atau drainase yang ada di sekitar permukiman warga.
Sementara kasus rumah roboh terjadi di Kelurahan Jayamekar, Baros sebanyak 2 unit dan di Lamping sebanyak 1 unit rumah. Rrumah roboh akibat guyuran hujan yang cukup deras dan kondisi rumah yang sudah tua.
Bencana lainnya, terang Asep, pohon tumbang yang terjadi di 4 titik berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan. Di antaranya di dekat UPT Pendidikan Kecamatan Warudoyong, di sekitar Polsek Citamiang, kawasan Dayeuhluhur, dan Jalan Sejahtera Kota Sukabumi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved