PRESIDEN Megawati Soekarnoputri merasa heran proses pemekaran wilayah di berbagai daerah, ternyata justru mengakibatkan terpecah-pecahnya masyarakat di daerah yang bersangkutan.
"Katanya mau berembuk. Tapi, kok demo dan berkelahi," kata Megawati di Istana Negera, Jumat pagi, ketika membuka Rakernas Asosiasi Pimpinan DPRD Propinsi se Indonesia.
Megawati yang didampingi Mendagri Hari Sabarno serta suaminya Taufik Kiemas, mengatakan proses pemekaran satu wilayah seharusnya dilakukan secara baik-baik.
"Kadang-kadang saya mau menangis dan terkadang saya tertawa," kata Megawati dalam pidato lisannya saat mengomentari terjadinya tindak kekerasan di berbagai daerah dalam proses pemekaran wilayah.
Baru-baru ini di Timika, Papua, terjadi tindak kekerasan di antara kelompok yang mendukung dan menentang pembentukan propinsi Irian Jaya Tengah. Sebagai hasil pemekaran propinsi Papua, sedikitnya dua warga setempat tewas.
Dalam kesempatan itu, Megawati mengajak para anggota DPRD untuk memikirkan apakah masyarakat di daerah memang sudah siap atau tidak melakukan pemekaran.
"Secara mental kita sudah siap atau belum. Mbok baik-baik saja," kata Megawati.
Presiden Megawati menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah menentang proses pemekaran wilayah di manapun juga.
"Kadang-kadang ada suara yang menyebutkan bahwa pemerintah pusat menghalangi. Bukan," kata Megawati kepada para peserta Rakernas dua hari tersebut.
Kepala negara mengatakan pemekaran suatu wilayah bukanlah hal yang mudah karena harus dilakukan terlebih dahulu berbagai prasarana dan sarana serta sumber daya manusianya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved