Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto berharap anggota marinir yang terlibat dalam pembunuhan Komisaris Utama (Komut) PT Asaba Boedyharto Angsono beberapa waktu lalu, dihukum seberat-beratnya. Sebab negara sudah mengeluarkan uang cukup besar untuk mendidik dan melatih prajurit TNI demi kepentingan pembelaan rakyat.
"Soal keterlibatan marinir tersebut pasti akan ada sanksi. Itu betul-betul tidak bisa kita toleransi sebab mereka dididik dan dilatih dengan uang rakyat untuk membela bangsa," ujar Panglima di Istana Negara Jakarta, Senin (11/8) pagi.
Panglima mengatakan, dirinya sangat menyesalkan dan tidak bisa menerima perilaku anggota marinir tersebut. Diungkapkan pula sejauh ini telah ditangkap empat orang anggota marinir yang ada indikasi awal terlibat dalam penembakan Komut Asaba.
Dikatakan, kemungkinan besar anggota Marinir yang terlibat itu akan diajukan ke Mahkamah Militer (Mahmil). Tetapi tidak tertutup kemungkinan akan melalui pengadilan koneksitas apabila ada sipil yang terlibat. "Kita lihat nanti prosesnya seperti apa yang jelas saya ini hal seperti ini dihukum seberat-beratnya," tegasnya.
Panglima juga mengatakan, pihaknya juga telah memerintahkan pada seluruh komandan kesatuan untuk mengecek dan mengendalikan anak buahnya guna mencegah praktik backing terhadap sekelompok orang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved