Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengatakan pemerintah sudah mendeteksi adanya kelompok yang ingin agar di Poso terus terjadi konflik.
"Tadi pagi Pak Menko Polkam (Susilo Bambang Yudhoyono-red) telepon saya dari Poso. Artinya, memang sudah terdeteksi adanya kelompok itu. Oleh karena itu, konsentrasinya bagaimana menemukan kelompok itu dan menghabisinya," kata Sutarto usai mengantar kepergian Presiden Megawati Soekarnoputri ke Malaysia di Bandara Halim Perdanakusumah, Rabu (15/10).
Panglima TNI itu menjelaskan, berdasarkan informasi yang beredar sekarang ini, kelompok yang ingin Poso tidak pernah damai memang ada. Namun demikian, mengenai maksud dan motivasinya, pemerintah masih terus mencari.
"Dia memang mencoba untuk memelihara agar supaya situasinya seperti itu terus. Yang ini, makanya, harus kita habisi mereka. Dengan demikian, masyarakat dapat segera hidup damai," kata Sutarto.
Menurut Sutarto, kelompok perusuh tersebut tidak besar. Namun demikian, mereka sudah terlatih untuk melakukan pengacauan. Karena jumlah anggotanya kecil dan sering membaurnya anggota kelompok ini dengan masyarakat, aparat keamanan kesulitan menangkap mereka.
Pada saat itu juga, Sutarto membantah adanya keterlibatan anggota TNI dalam kerusuhan Poso, Minggu (12/10) dini hari itu. "Sejauh ini belum ditemukan itu (keterlibatan anggota TNI-red). Itu memang kelompok yang dari dulu ’bermain’ di situ tapi sejauh ini belum ada indikasi adanya keterlibatan apakah oknum atau bukan dari TNI maupun Polri," ujar Sutarto.
Soal senjata organik yang ditemukan di lokasi kerusuhan, Sutarto mengatakan senjata seperti itu beredar di mana-mana di Indonesia. Dengan demikian, belum tentu senjata itu milik TNI. "Yang jelas itu bukan bagian dari senjata yang ada pada TNI karena yang ada pada TNI semua dalam keadaan lengkap," demikian Panglima TNI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved