Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, kerusuhan yang pecah di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat (17/07) lalu, sengaja dipersiapkan oleh aktor intelektual. Badrodin mengatakan hal tersebut saat ditemui wartawan di Hotel Grand Clarion, Makassar, Minggu malam (19/07),
Keberadaan Badrodin di Makassar hendak menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kediaman pribadi JK di Jalan Hadji Bau, Makassar. Sebelumnya, selama dua hari Badrodin melakukan peninjauan langsung ke lokasi kerusuhan di Tolikara.
"Kerusuhan itu ada yang men-setting. Tapi kami belum bisa memastikan adanya pihak asing dalam kejadian itu. Tapi ada beberapa orang luar dari wilayah itu terlibat dalam kerusuhan. Aktor intelektualnya kita masih cari,"kata Badrodin.
Menurut Badrodin, sejauh ini polisi juga belum menetapkan tersangka dalam kasus itu, tetapi pihaknya telah memeriksa 21 saksi. "Termasuk dua pendeta, kami akan periksa. Sampai sekarang belum ada yang ditetapkan tersangka dan kita sudah periksa 21 orang saksi," ujar Badrodin.
Sebelumnya, sekelompok orang yang diduga jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mendatangi Musala Baitul Mustaqin di Tolikara, Papua, saat umat Islam menggelar salat Idul Fitri, Jumat pagi (17/07).
Kepala bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono menegaskan, tembakan ke arah umat GIDI dilakukan karena massa tak mengindahkan imbauan petugas untuk pergi dari sekitar musala.
Meski polisi telah mencoba menghalau massa yang mengeluarkan pernyataan provokatif, warga yang marah tidak mengindahkan permintaan polisi. Pukul 07.05 WIT massa mulai melempari musala dengan menggunakan batu.
Selanjutnya, pada pukul 07.10 WIT massa merusak lalu membakar kios dan masjid. Setelah tembakan peringatan tak diindahkan, barulah polisi melepaskan tembakan ke arah tanah. Di tengah kekacauan ini diketahui seorang remaja meninggal dunia akibat terkena tembakan. Sementara 11 orang lain mengalami luka-luka, sebagian besar di antaranya mengalami luka tembak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved