Presiden Joko Widodo menghargai inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengadakan Konferensi Antar-Parlemen Asia Afrika. Negara Asia Afrika dituntut untuk melakukan kontekstualisasi dengan nilai utama yang diperjuangkan para pendahulu 60 tahun lalu, yaitu kesejahteraan, solidaritas dan stabilitas. Kontekstualisasi tersebut bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab parlemen sebagai representasi rakyat.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan Konferensi Antar-Parlemen Asia Afrika di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/04). “Saya sangat gembira karena agenda yang akan dibahas dalam sidang Parlemen Asia Afrika sejalan dengan persoalan yang dibahas dalam KAA yaitu masalah perdamaian, kesejahteran, peningkatan kemitraan strategis baru Asia Afrika, dan solidaritas untuk Palestina," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, tema yang diusung parlemen Asia-Afrika ini sejalan dengan tema kerja sama selatan-selatan. “Saya sangat setuju dengan tema kali ini yaitu Strenghtening Partnership Parlianment of Asia-Africa to Promote World Peace and Prosperity.”
Jokowi menyebut, ini adalah kali ketiga dirinya membawakan pidato pembukaan dalam rangkaian acara peringatan KAA. Jokowi mengungkapkan rasa bangganya karena bisa berpidato di hadapan para delegasi bangsa-bangsa Asia-Afrika.
“Tugas dan tanggung jawab parlemen yang representasi dari rakyat. Saya menghargai bahwa KAA dan WEF akan dapat dukungan penuh dari negara negara Asia Afrika. Parlemen boleh disamakan perwakilan rakyat, dan suara rakyat adalah suara Tuhan," ujar Jokowi.
Di akhir pidato, Jokowi mengucapkan selamat berkonferensi kepada para anggota Parlemen Asia Afrika. "Saudara-saudara adalah cahaya moral yang ikut mengawal terwujudnya peningkatan kemakmuran dan keamanan di dunia, khususnya di Asia Afrika," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menutup pidatonya dan membuka acara dengan memukul gong sebanyak 5 kali. Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama di tangga Gedung Nusantara yang berbentuk mirip kura-kura.
© Copyright 2024, All Rights Reserved