Garin Nugroho maju sebagai calon Walikota Yogyakarta melalui jalur independen. Sutradara terkenal itu diusung oleh Jogja Independent (Joint) yang menggelar konvensi untuk mengusung calon di Pilkada serentak 2017 mendatang. Garin berpasangan dengan Rommy Heryanto, 42 peserta konvensi Joint lainnya.
Dibacakan oleh Direktur Pukat UGM, Zainal Arifin Mochtar yang juga salah datu dari 9 panelis Joint, membacakan hasil konvensi Joint yang berlangsung di Jogja Expo Center, Minggu (17/04). Ia menyebut, Garin Nugroho mendapatkan nilai tertinggi dari 4 kandidat lainnya. Ia juga mendapatkan 50 pesen lebih dukungan dari ratusan masyarakat Yogya yang hadir.
Keempat kandidat, yaitu Emmy Yuniarti Rusadi, Garin Nugroho, Rommy Heryanto dan Fitri Paulina Adriani. Mereka dinilai oleh 9 panelis yakni Ketua Panelis, Busyro Moqoddas, Dr Zainal Arifin Mochtar SH LLM, Dr Bobi Setiawan, Dr Budi Wahyuni, Achmad Nurmandi, Herry Zudianto, ST Sunardi, Robby Kusumaharta dan Prof Dr Eddy Suandi Hamid.
Dalam kesempatan itu panitia konvensi juga mengundang ketua Rukun Warga se-Yogyakarta, dan perwakilan komunitas.
“Hasil keputusan 9 panelis bukan hanya kuantitatif tapi kualitatif dari panelis mengarah ke mas Garin, kedua dari survey di ruangan ini dari 104 formulir yang masuk Garin juga di atas 50 persen," jelas Zainal.
Dari hasil ini, lanjut Zainal, secara konsep dan prosedural Joint menetapkan Garin sebagai calon Walikota Yogya. “Selanjutnya, Garin dengan berdiskusi bersama tim panelis, lantas ditetapkan Rommy Heryanto sebagai Cawawalkot Yogyakarta yang akan mendampinginya mengikuti Pilkada 2017,” terang Zainal.
Sementara itu, Busyro Muqoddas menjelaskan, kriteria yang ditetapkan oleh panelis adalah seorang leadership, memiliki konsep ekonomi kerakyatan, paham tata kelola birokrasi, serta etika kepemimpinan. “Kami tidak memprediksi sebelumnya kalau Mas Garin Nugroho yang terpilih," ujar Busyro.
Dikatakan Busyro, semangat yang harus diutamakan, bukan saja siapa yang menang dalam konvensi Joint, tetapi nilai partisipasi warga secara langsung, dan penilaian yang serius dari para penelis.
“Bukan hanya menang, tapi bagaimana masyarakat dan kandidat sudah memulai tradisi baru dalam pendidian demokrasi yang berbasis partisipasi masyarakat,” uajrnya.
Zainal juga berpesan, calon yang terpilih harus menghindari praktik politik uang yang masih mengakar di masyarakat, dan tudingan deparpolisasi dari partai politik.
"Inilah yang harus kita jawab bahwa ini bukan deparpolisasi, tapi semangat independen ini timbul karena parpol pasti menampilkan orang-orang lama, lu lagi-lu lagi, tidak ada pembelajaran politik dan demokrasi di sana," tegas Zainal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved