Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengistruksikan agar harga pangan saat memasuki bulan puasa dan Lebaran tidak mengalami kenaikan. 3 menteri langsung merespon instruksi itu dengan menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas masalah pangan nasional jelang puasa dan Lebaran di kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (31/05). Rapat itu dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Menpan Amran Sulaiman mengatakan, rakor kali ini membahas semua komoditas agar harga pangan mengalami kenaikan yang signifikan jelang puasa dan Lebaran. Selain itu, pihaknya juga akan memperhatikan ketersediaan komoditas pangan agar tetap terjaga. Adapun ketersediaan pangan yang dibahas di antaranya daging sapi, bawang merah, beras dan gula.
"Gejolak harga dan ketersediaan pangan merupakan isu paling krusial setiap tahunnya, apalagi di saat menjelang puasa dan Lebaran. Namun dari hasil rapat kali ini, kami memastikan harga kebutuhan pangan bisa terjangkau dan ketersediaanya bisa terpenuhi menjelang puasa dan Lebaran tahun ini," kata Amran kepada politikindonesia.com usai mengelar Rakor tersebut.
Menurut Amran, pihaknya juga melakukan pengawasan produk pangan untuk menghindari spekulasi. Sehingga pasokan pangan mampu memobilisasi hasil petani dan menambah impor untuk menekan harga. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan operasi pasar untuk memperpendek jalur distribusi.
" Mekanisme ini dilakukan dengan tidak mematikan pedagang kecil, namun memasok melalui distributor dengan harga yang murah. Untuk memantau harga, kami akan memperkuat koordinasi dan sinergi antar Kementerian dan Lembaga secara berkala dengan turun ke lapangan di lokasi yang harga komoditasnya masih tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong menambahkan, perlu ada sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga agar harga yang diterima masyarakat tetap terjangkau. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak para pelaku usaha untuk bersinergi dengan pemerintah, bekerja sama untuk menjaga harga yang wajar sesuai target.
"Tentunya ini dilalukan untuk menghindari spekulasi berlebihan yang bisa merugikan masyarakat. Kami harapkan partisipasi pelaku usaha, setiap tahun akan diadakan pasar murah diberbagai daerah. Bahkan untuk menstabilkan lonjakan harga yang terjadi, kami telah membuka keran impor untuk daging sapi dan gula pasir," tandasnya.
Dijelaskan, pihaknya menargetkan harga daging sapi sebesar Rp80.000 per kilogram (kg), sesuai dengan arahan presiden. Untuk itu, pemerintah menambah pasokan daging sapi dengan cara impor daging sapi sebanyak 1.800 ton dari total seluruhnya mencapai 27.400 ton. Impor dilakukan dari berbagai negara.
"Kami sudah menugaskan Bulog untuk menyerap daging impor sebanyak 10 ribu ton, PT Berdikari 5 ribu ton dan kerjasama dengan PT Dharmajaya untuk melakukan impor sebanyak 500 ton yang sekarang sudah terealisasi 225 ton. Dari total tersebut, masih ada tambahan pasokan daging dari impor daging sapi yang dilakukan oleh pihak swasta. Diperkirakan impor daging sapi tersebut bisa mencapai total 20.000 ton," paparnya.
Selain daging sapi, lanjutnya, pemerintah juga telah membuka impor untuk gula mentah (raw sugar). Impor gula dilakukan karena petani baru mulai melakukan proses penggilingan tebu, sehingga stok pasokan gula masih perlu ditambah, khususnya bagi produsen gula. Pemerintah sudah menambah pasokan pasar melalui penugasan ke PT PPI sebanyak 150.00 ton disalurkan melalui mekanisme operasi pasar juga.
"Saat ini sudah mencapai 99.000 ton yang tersalur ke pasar. Kami juga menugaskan PTPN dan RNI mengimpor gula mentah sebesar 381.00 ton untuk diolah jadi gula konsumsi," imbuhnya.
Dia mengungkapkan, walaupun pemerintah melakukan impor gula pasir, namun tetap berkomitmen untuk menjaga harga jual komoditas gula pasir ke pihak petani. Selain menjaga harga di konsumen dengan harga yang wajar, pemerintah juga ingin kesejahteraan petani bisa tetap terjaga. Oleh karwna itu, pihaknya memberlakukan harga pokok penjualan (HPP) yang merupakan harga yang dijamin pemerintah dan akan diberikan kepada Bulog.
"Jadi petani tidak perlu khawatir, karena berapapun yang diimpor petani dijamin bisa menjual hasilnya ke bulog atau BUMN yang sudah ditugaskan dengan harga minimum tersebut. Kami menentukan HPP sebesar Rp9.100 per kg kepada petani tebu. Sementara itu, kami juga menargetkan harga di tingkat konsumen untuk gula bisa mencapai Rp12.500 per kg," imbuhnya.
Selain itu, katanya, pihaknya juga telah menetapkan referensi harga bawang merah di tingkat petani Rp15 ribu per kg. Pada saat yang sama di tingkat konsumen target Rp25 ribu per kg. Penyerapan di petani maupun pengeceran akan dilakukan oleh Bulog supaya lebih efektif. Pihaknya juga sudah menetapkan harga beras medium di tingkat petani Rp7.300 per kg, sedangkan di tingkat konsumen diharapkan Rp9.500 per kg.
"Untuk merealisasikan target harga tersebut, kami akan tetap menggelar operasi pasar yang dilakukan melalui Bulog. Bahkan, untuk operasi pasar kali ini kami menyiapkan sebanyak 390 ribu ton beras untuk operasi pasar mulai 1 Juni hingga 6 juli. Sebanyak 170.000 ton menggunakan cadangan beras pemerintah dengan harga operasi pasar Bulog dan 220.000 ton menggunakan mekanisme komersial Bulog dengan harga Rp8.500 per Kg," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved