Nike kembali dinobatkan sebagai merek pakaian paling benilai di dunia pada 2018 oleh Brand Finance, sebuah konsultan penilaian dan strategi.
Menurut Brand Finance menyebutkan raksasa olahraga AS ini berhasil mengalahkan label lain seperti adidas, Louis Vuitton, dan Hermès, meski mengalami penurunan 12 persen dalam penilaian merek pada akhir Februari 2018.
Pada bulan Desember 2017 lalu, dilaporkan bahwa Nike berjuang di pasar Amerika Utara di tengah meningkatnya persaingan dengan merek lain seperti adidas. Nilai perusahaan adidas yang berasal dari Jerman tersebut meningkat menjadi US$14,3 miliar atau setara Rp196 triliun, dengan ekspansi pengembangan produk olahraga menjadi salah satu faktor pendorong.
Pada tahun yang sama (2017), Nike membuat laporan kerugian hampir US$1 miliar atau setara Rp13,7 triliun pada kuartal fiskal ketiga, karena margin kotor yang lebih rendah, penjualan yang lebih tinggi dan biaya administrasi.
Meskipun persaingan ketat, Nike masih berada di atas dengan nilai yang dilaporkan sebesar US$28 miliar atau Rp385 triliun. Ini berarti, Nike berada di atas merek olahraga Under Armor dan PUMA, yang masing-masing bernilai sekitar US$3 miliar atau setara Rp41,2 triliun.
Dari dunia mode, toko high street H & M, menempati posisi kedua. Setelah mengalami penurunan 1 persen dari tahun fiskal lalu, peritel Swedia itu kini bernilai US$19 miliar atau Rp261,3 triliun. Awal tahun ini, perusahaan ini diguncang oleh gelombang skandal yang mencakup iklan kontroversial dan penutupan beberapa gerai.
Sedangkan label dari Spanyol, Zara, dan Uniqlo dari Jepang yang menjadi kompetitornya, mengalami penurunan nilai tapi tetap berada di peringkat ketiga dan Uniqlo berada di peringkat sembilan. Sementara itu, untuk label yang menyediakan koleksi mewah, Hermès masih memimpin. Label Prancis tersebut berhasil melampaui Louis Vuitton, Cartier dan Rolex dengan nilai US$11 miliar atau setara Rp151,2 triliun. Berikut daftar label yang masuk dalam 10 besar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved