Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur terpantau mengalami peningkatan. Asap putih kecoklatan terlihat membumbung tinggi berkisar 300-1.000 meter dari puncak kawah ke arah Barat daya-Timur. Lontaran material pijar juga terlihat di puncak kawah.
“Terdengar suara dentuman sedang. Lontaran material pijar setinggi sekitar 50 meter dari puncak kawah. Lontaran batu pijar jatuh di dalam kawah Gunung Bromo," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho kepada pers, Rabu (13/07).
Dijelaskan Sutopo, secara seismik terukur tremor amplitudo maksimum 1-15 mm, dominan 2 mm. Tercatat sebanyak 49 kali hembusan dengan amplitudo maksimum 15-26 mm Lg 25-60 detik, dan 21 kali letusan amplitudo maksimum 22-35 mm Lg 30-50 detik. Secara visual kondisi cuaca cerah-mendung, angin tenang, suhu 8-20C.
“Hujan abu tipis terjadi di beberapa desa seperti Desa Lodokombo, Desa Wonokerso, dan Desa Sumberanom Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo," jelasnya.
Meski ada peningkatan aktivitas vulkanik, masyarakat setempat masih beraktifitas dengan normal. Tidak ada pengungsi. Masyarakat di sekitar Gunung Bromo, baik itu wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo.
“BPBD Kabupaten Probolinggo, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB terus melakukan koordinasi menyempurnakan rencana kontinjensi. Kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan," ujar dia.
Sutopo menambahkan, kondisi Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang juga normal. Penerbangan lancar. Yang perlu diwaspadai jika angin ke arah Barat hingga Barat daya yang dapat berpengaruh pada lalu lintas penerbangan. "Meskipun terjadi peningkatan seismik, namun status Gunung Bromo tetap Waspada level II. Tidak ada kenaikan status," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved