Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meradang disebut-sebut sebagai salah satu gubernur berpenghasilan tertinggi di Indonesia. Menurut Heryawan data yang dirilis LSM Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) soal penghasilan tertinggi gubernur merupakan sebuah informasi yang menyesatkan.
"Rilis Fitra itu menyesatkan, membuat persepsi orang menjadi salah menjadi kacau, padahal itu dana operasional bukan gaji," kata Ahmad Heryawan usai menghadiri upacara Peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia di Gedung Sate Bandung,Senin (17/12).
Bahkan, Heryawan menuntut agar LSM Fitra mengoreksi pernyataan tersebut. "Fitra harus mengoreksi pernyataan tersebut. Nggak ada itu gaji segitu. Untuk lebih jelasnya tanya Biro Keuangan," kata Heryawan.
Heryawan mengaku, dalam sebulan dirinya menerima gaji dan tunjangan sebesar Rp8 juta ditambah dengan dana insentif sebesar 10 kali gaji dari pajak. "Hanya itu yang resmi. Baca anggaran dong, itu salah nomen klaturnya," tukas Heryawan.
Menurut Heryawan, pernyataan Fitra yang menyebutkan penghasilan Gubernur Jabar mencapai Rp605 juta per bulan, itu sebetulnya bukanlah gaji seorang gubernur, melainkan merupakan dana operasional.
"Dana operasional Rp 605 juta per bulan, itu di setiap provinsi ada dana operasional," ujar Heryawan sambil menjelaskan, ada tujuh pejabat daerah yang menerima dana operasional tersebut. Yakni i gubernur, wakil gubernur, Ketua DPRD dan empat wakil ketua DPRD.
“Dana operasional tersebut digunakan untuk membayar tol, membayar makan dan minum jika dalam perjalanan dinas dan kunjungan ke daerah,” kata Heryawan.
Sebelumnya, Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) merilis daftar lima gubernur dan wakil gubernur seluruh Indonesia, dengan penghasilan tertinggi tahun anggaran 2012. (
© Copyright 2024, All Rights Reserved