Demontrasi Black Live Matter, yang merupakan aksi protes terhadap tewasnya 2 warga jkulit hitam yang diduga akibat kekerasan petugas kepolisian di Dallas, Amerika Serikat, Jumat (08/07) menjadi tragedi berdarah. Sedikitnya 11 polisi menjadi korban penembakan, dimana 4 diantaranya tewas. Pelaku diduga adalah penembak jitu yang bersembunyi di ketinggian.
Kejadian penembakan ini terjadi saat ratusan orang sedang berdemontrasi di Belo Garden Park di Dallas memprotes aksi polisi yang menembak mati warga kulit hitam di Minnesota dan Louisiana, Sterling dan Philando Castile. Petugas polisi yang mengamankan aksi demonstrasi itu menjadi sasaran tembakan dari penembak jitu.
Kepala Kepolisian Dallas David Brown, menyebut ada 2 sniper yang melakukan penembakan terhadap petugas kepolisian Dallas dalam demonstrasi tersebut. Akibatnya, 4 polisi tewas, 2 menjalani operasi dan 4 lainnya mengalami luka tembak.
Polisi tengah dalam proses negosiasi dengan pelaku. Kepada negosiator, pelaku penembakan mengancam akan meledakkan bom di berbagai tempat di pusat kota.
"Pelaku yang tengah bernegosiasi dengan kita, sudah 45 menit berunding dan mengatakan bahwa semuanya akan berakhir. Dia akan melukai dan membunuh lebih banyak anggota kami. Kami harus menegakkan hukum," kata Brown.
Brown menjelaskan, pelaku juga mengaku telah memasang bom. Bom tersebut siap diledakkan di beberapa tempat di tengah kota Dallas. "Ada bom di berbagai titik di tempat ini dan di pusat kota. Sehingga kami harus sangat berhati-hati, agar taktik yang kami pakai tidak melukai warga Dallas, seperti yang kita lanjutkan dalam negosiasi," jelas David.
© Copyright 2024, All Rights Reserved