Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat, Deddy Mizwar menyatakan menolak menghadiri acara debat kandidat ketiga yang bakal digelar, Jumat (22/06) besok, jika tidak ada jaminan dari pihak kepolisian bahwa acara itu akan berlangsung aman.
“Saya minta jaminan keamanan. Kalau tidak ada jaminan keamanan secara tertulis saya tidak akan hadir. Kemungkinan saya tidak hadir karena ini persoalan nyawa manusia dan persatuan bangsa kita," ujar Deddy kepada pers di sela-sela kegiatan kampanyenya di Terminal Cicaheum, Bandung, Kamis (21/06).
Deddy mengaku khawatir debat ketiga yang digelar Jumat (22/06) besok berpotensi ricuh. Potensi itu sebagai imbas polemik yang terjadi pada debat kedua, dan bisa mengganggu proses pilkada sehingga merugikan masyarakat.
“Potensi kerusuhan tetap ada karena debat kedua kemarin ribut, dan belum ada penyelesaian antar tim pendukung," kata Deddy.
Deddy mengatakan, akibat kericuhan di debat kedua terus bergulir dan memicu kasus-kasus lainnya. Seperti adanya aksi demo yang terjadi di DPW PKS Jabar beberapa waktu lalu, di mana PKS dituduh sebagai sarang teroris.
Selain dua persoalan tersebut, lanjut Deddy, beberapa persoalan juga membuat suhu politik di Jabar semakin panas. Antara lain kasus tercecernya e-ktp di Bogor beberapa waktu lalu dan pelantikan Komjen Mochammad Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Kalau ini semua terpicu dalam debat tadi tanpa ada jaminan keamanan yang jelas, maka kemungkinan ada pertumpahan darah. Kalau ada pertumpan darah, maka pilkada berpotensi untuk ditunda dan uang rakyat habis," ujarnya.
Ketika disinggung soal sikap pasangannya, Dedi Mulyadi, yang tetap bakal hadir dalam debat kandidat, Deddy mengaku tidak tahu.
“Saya tidak tahu, silakan saja. Sikap saya demikian. Saya enggak mau tanpa jaminan keamanan lalu terjadi kerusuhan sehingga pilkada Jabar ditunda," ujarnya.
Pada debat kandidat kedua Pilkada Jabar beberapa waktu lalu, sikap pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sempat memantik kericuhan. Pemicunya, saat menyampaikan pidato penutup, pasangan ini memperlihatkan kaus bertuliskan “Sudrajat-Syaikhu menang, 2019 ganti Presiden”. Sikap itu membuat situasi tegang lantaran terjadi adu mulut dengan para pendukung pasangan calon lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved