Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan terjadi perlambatan laju investasi pada kuartal II 2018. Catatan BKPM, investasi yang masuk baik melalui Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya tumbuh 3,1 persen, turun dibanding kuartal I 2018 yang mencapai 4,9 persen.
Deputi Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis, di Jakarta, Selasa (14/08), mengatakan, total investasi yang masuk pada kuartal II 2018 mencapai Rp176,3 triliun. Capaian tersebut setara dengan 47,3 persen dari target sepanjang tahun ini sebesar Rp765 triliun.
Azhar mengatakan bahwa berdasarkan sebaran investasi kuartal II 2018, sebagian besar masih dilakukan di Pulau Jawa. Besaran investasi di Jawa mencapai Rp94,4 triliun atau mencapai 53,5 persen dari total investasi.
Untuk investasi di luar Pulau Jawa tercatat merosot tipis dari 46,6 persen pada kuartal II 2016 menjadi 46,5 persen dengan total investasi Rp81,9 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Thomas Lembong menambahkan kinerja investasi kuartal II sejalan dengan realisasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada kuartal II 2018, PMTB hanya tumbuh sebesar 5,87 persen. Capaian tersebut membaik dari periode yang sama tahun lalu, 5,34 persen. Namun, realisasi tersebut melambat jika dibandingkan kinerja kuartal I 2018 yang mencapai 7,95 persen.
Thomas mengatakan, secara kuartalan, pada kuartal I 2018 Indonesia menerima investasi yang cukup besar di sektor e-commerce. Investasi serupa tidak terjadi pada kuartal II 2018 sehingga mempengaruhi capaian kuartal II 2018.
Perlambatan laju investasi juga tak lepas dari gejolak kurs rupiah dan perang dagang Amerika Serikat dengan China serta kondisi dalam negeri dimana tahapan Pemilu 2019 sudah mulai berjalan.
"Sikap wait and see yang toh akan terjadi pada tahun politik diamplifikasi oleh gejolak rupiah dan gejolak perekonomian di negara berkembang," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved