Banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Solo berdampak luas di Kota Surakarta. Hingga Minggu (19/06) sore, sedikitnya 8.153 keluarga yang berasal dari 15 kelurahan terpaksa mengungsi dari rumah mereka yang terendam air.
Data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surakarta menyebutkan, sebagian besar dari korban banjir tersebut masih memilih bertahan di pengungsian, meskipun air sudah mulai surut. Pengungsi masih khawatir banjir kembali terjadi karena diprediksi cuaca buruk masih menghantui Solo dan sekitarnya hingga beberapa hari mendatang.
Kepala BPBD Surakarta, Gatot Sutanto, mengatakan, pihaknya bisa memahami karena memang warga penghuni daerah rawan banjir masih harus mewaspadai adanya potensi hujan deras hingga 2 hari ke depan.
Guna memenuhi kebutuhan logistik dan menangani problem banjir, Pemkot Surakarta membuka posko bencana di 5 titik di dalam Kota Solo. Di posko itulah pendistribusian logistik serta pelayanan kesehatan akan dipusatkan.
"Posko utama berada di rumah dinas wali kota. Empat posko lainnya didirikan di Markas Koramil Pasarkliwon, di Joyontakan, Kelurahan Sewu dan Kelurahan Gandekan," ujar Plt Sekda Kota Surakarta, Rachmat Sutomo, Minggu (19/06) sore.
Kepada warga yang ingin memberi bantuan bagi korban banjir diimbau menyalurkan bantuannya melalui posko tersebut. "Nanti petugas posko yang membagikan secara merata kepada semua korban," ujar dia.
Meski berdampak luas, Pemkot belum akan menetapkan status darurat bencana terhadap banjri. Hingga saat ini Pemkot masih memiliki cadangan logistik yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Dana pengadaan logistik akan diambilkan dari anggaran rutin di penanggulangan bencana.
© Copyright 2024, All Rights Reserved